"Pelabuhan di Semarang ini namanya Tanjung Emas, kalau di Surabaya namanya Tanjung Perak, jadi kalau perolehan medali harusnya kita yang jadi juara 1", canda Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang kemudian disambut tawa oleh ratusan pelajar Akademi Teknik Perkapalan (ATP) Veteran, Kota Semarang.
"Sejarah menyebutkan bahwa Kota Semarang adalah merupakan daerah pusat perdagangan di Indonesia yang menjadi bagian penting dari aktifitas perdaganan dunia melalui jalur sutra. Sejarah tersebut harus dapat kita bangun kembali", lanjutnya saat menjadi pembicara dalam sebuah kuliah umum yang diselenggarakan di Kampung ATP Veteran, Senin (10/9).
Dalam paparannya, Wali Kota Semarang yang akrab disapa Hendi tersebut menjelaskan bahwa untuk menjadi poros maritim di Indonesia, Kota Semarang menghadapi dua tantangan, yaitu terkait penataan infrastruktur dan penambahan nilai pemanfaatan kekayaan laut.
Menurutnya bila dua hal tersebut mampu diupayakan bersama-sama, maka Kota Semarang akan dapat semakin cepat mewujudkan diri sebagai daerah poros maritim di Indonesia.
“Konon Kota Semarang ini adalah daerah wilayah maritim yang hebat, namun kenyataanya hari ini banyak potensi yang belum terbangun baik dari sisi infrasturnya maupun dari pemanfaatan kekayaan laut.
Maka juga menjadi tanggung jawab adik-adik sekalian yang bersekolah disini untuk bersama dengan Pemerintah Semarang mengembangkan kemaritimin di Kota Semarang” tutur Wali Kota Semarang yang juga politisi PDI Perjuangan tersebut.
Terkait peningkatan infrastruktur Hendi mengungkapkan jika Pemeritah Kota Semarang pada era kepemimpinannya terus berupaya, salah satunya dalam mengatasi permasalahan rob dan banjir dengan penataan sistem drainase, pembangunan kolam retensi, normalisasi sungai-sungai, hingga penataan pemukiman di kawasan pesisi Tambak Loro, Semarang Utara.
Sedangkan terkait pemanfaatan kekayaan alam laut, dirinya memaparkan jika tidak tergarapnya potensi tersebut terlihat dari nilai ekspor non migas Kota Semarang pada sektor perikanan dan makanan yang nilainya sangat kecil.
“Nilai ekspor non migas khususnya Kota Semarang terutama perikanan dan makanan masih kurang karena cara menjual ikan masih sederhana. Maka kedepannya kita butuh pemikiran adik-adik sekalian untuk mampu memberikan nilai tambah”, tegasnya.
Sementara itu Ketua Yayasan Pembina ATP Veteran, Ayun Afroh mengatakan ATP sebagai lembaga pendidikan yang memiliki 3 program studi, yaitu teknik permeseninan kapal, teknik kelesterikan kapal dan teknik bangunan kapal, akan bersinergi untuk mewujudkan Kota Semarang sebagai poros maritim di Indonesia.
“Sekolah ATP merupakan pendidikan tinggi bidang teknik vokasi yang diharapkan mencetak lulusan yang terampil di bidang teknik perkapalan. Kami berharap anak didik kami yang menimba ilmu disini dapat berperan dalam pembangunan di wilayah Indonesia yang mayoritas wilayahnya maritim”, pungkasnya.(*)