TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Hutan lindung di lereng Gunung Agung, terbakar, Kamis (27/9/2018). Ada tiga titik api yang muncul di bagian utara dan selatan gunung.
Luas lahan yang terbakar mencapai satu hektare lebih. Angin kencang membuat api masih berkobar hingga merembet.
Kepala UPT Kesatuan Pengelolaan Hutan Bali Timur, Made Warta mengatakan, kebakaran terjadi di ketinggian 2.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl).
Ia mengungkapkan, petugas kesulitan memadamkan api.
"Kebakaran terjadi di sekitar Dukuh, Kecamatan Kubu, Puragae dan di Pucang, Ban, Kecamatan Kubu. Pohon yang terbakar sonokeling dan gemelina. Api masih menyala. Petugas sudah koordinasi dengan pemadam kebakaran dan Pasemetonan Jagabaya (Pasebaya) Gunung Agung. Semoga api segera padam dan tak menjalar," ujar Warta.
Untuk mencapai lokasi kebakaran sangat sulit. Jalur pendakian menuju lokasi tidak ada sama sekali.
Petugas juga takut menuju lokasi karena berada dalam radius empat kilometer.
Radius tersebut adalah zona bahaya yang direkomendasi oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG).
Baca: Seorang Bobotoh Berusaha Melerai, Massa Malah Semakin Beringas Mengeroyok Haringga
Petugas dibantu warga sekitar hanya memadamkan api di lereng gunung. Sedangkan yang berada di atas masih belum bisa dipadamkan.
"Kobaran api masih berada di atas. Kami berusaha agar api segera padam sehingga tidak menjalar," kata dia.
Warta belum bisa memastikan dari mana sumber api berasal. Pihaknya masih melakukan upaya penyelidikan.
Namun dugaan sementara, ada beberapa kemungkinan api bisa membakar lahan lereng gunung.
"Di antaranya paparan matahari yang panas sehingga daun cepat terbakar. Kemungkinan ulah manusia juga ada. Kalau bercermin tahun lalu, biasanya kebakaran terjadi karena ulah manusia. Tapi kayaknya kecil kemungkinan. Soalnya mereka takut dan tak ada jalur pendakian menuju lokasi," ucap dia.
Ia meminta warga waspada dan tetap siaga jika kobaran api merembet ke pemukiman.