Agus Gumiwang mengatakan anak-anak adalah satu dari empat kelompok rentan yang harus mendapatkan perlindungan sesaat setelah terjadinya bencana. Tiga lainnya adalah perempuan hamil, penyandang disabilitas, dan lansia.
Seperti diketahui Menteri Agus bertolak menuju Palu pada Sabtu pagi (29/9/2018) dari Bandara Halim Perdana Kusumah Jakarta bersama Menko Polhukam, Menkominfo, Menhub dan Panglima TNI menggunakan Pesawat Boeing milik TNI AU A-7308.
Turut mendampingi Menteri Sosial adalah Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat.
Tiba di Palu, rombongan menuju ke Mapolda Sulawesi Tengah dan menggelar rapat koordinasi awal dengan Kapolda Sulawesi Tengah beserta jajaran. Dilanjutkan dengan rapat koordinasi bersama Gubernur Sulawesi Tengah, Menteri Dalam Negeri dan BNPBD Sulawesi Tengah yang digelar di tenda.
Mensos kemudian kembali ke bandara dan melakukan observasi lokasi bencana via helikopter bersama rombongan.
Hari Minggu, Mensos kembali ke Palu untuk terus memantau perkembangan penanganan bencana. Mensos didampingi Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat.
Dirjen Harry Hikmat merinci saat ini Kementerian Sosial telah mengerahkan personel Tagana dari Sulawesi Tengah sebanyak 779 orang. Dibantu mobilisasi Tagana dari luar Provinsi Sulawesi Tengah yakni Gorontalo, Sulawesi Selatan. Jumlah sementara Tagana dari luar Sulteng sebanyak 139 orang dan akan terus bertambah di antaranya Jawa Timur dan DKI Jakarta
"Rekan-rekan Tagana dan Pendamping di daerah sekitar yg tidak terkena bencana sudah digerakkan untuk bantu evakuasi termasuk tenaga Pendamping PKH," tegas Harry.
Fokus Makanan dan Shelter
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan Kementerian Sosial memobilisasi Dapur Umum Lapangan (Dumlap) untuk Kabupaten Donggala dan Palu, serta menyiapkan tempat perlindungan sementara (shelter) untuk korban gempa dan tsunami di wilayah tersebut.
“Kami memberangkatkan enam Dapur Umum Lapangan dari daerah sekitar gempa yakni Gorontalo, Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan. Selanjutnya akan ditambah lagi menyesuaikan kebutuhan di lapangan. Saat ini kami sedang siapkan penambahan dapur umum tersebut,” terang Mensos di Palu, Minggu.
Ia mengatakan satu unit dapur umum lapangan dapat memasak 2.000 nasi bungkus untuk satu kali memasak. Sehari memasak hingga tiga kali. Hal ini artinya dalam satu hari satu dapur umum menghasilkan 6 ribu nasi bungkus.
“Jika ada 6 dumlap, harapannya bisa melayani hingga 36 ribu nasi bungkus per hari,” katanya.
Dijelaskannya, pada Minggu pagi, Tim Kementerian Sosial bersama Tagana Gorontalo telah tiba di Palu. Tugas tim dari pusat ini adalah untuk melakukan pemetaan titik dapur umum dan pendirian shelter, berkoordinasi dengan Dinas Sosial setempat, BNPB dan berbagai lembaga pegiat kemanusiaan yang tergabung dalan Klaster Nasional Pengungsian dan Perlindungan.
Kemensos, lanjutnya, juga menyiapkan 3.000 sembako yang dibeli di Makassar. Selanjutnya akan didistribukan ke Palu dan Donggala oleh Tagana.