TRIBUNNEWS.COM, KUALASIMPANG - Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh memastikan bahwa semburan lumpur di Dusun Rukun, Desa Bundar, Karangbaru, mengandung gas metan.
Diperkirakan semburan ini akan berhenti sendiri seiring dengan habisnya gas.
Kesimpulan ini diperoleh setelah tim Dinas ESDM Aceh mengecek sumber semburan lumpur pada Jumat (5/10/2018) siang.
Diketahui bahwa semburan itu mengandung kadar karbon dioksida (CO2) 1.883 ppm, metan (CH4) 1,1 - 1,4 ppm, electrical conductivity (EC) 366 uS/cm dan pH 6,8.
Namun, dipastikan kadar gas yang terkandung masih di bawah ambang batas.
Badan Standarisasi Nasional sudah menetapkan ambang batas untuk CO2 9.000 ppm, sedangkan untuk CH4 versi American Conference of Government Industrial Hygienist sebesar 10 ppm.
Baca: 41 Siswa SMP yang Sayat Tangan di Lampung Tengah Masih Bungkam, Kini Ditangani Empat Psikolog
"Merujuk dari data-data ini, kami menyimpulkan kandungan gas ini masih di bawah ambang batas," kata staf Dinas ESDM Aceh, Yusmardani Arya Putra.
Meski begitu warga tetap diimbau tidak melakukan aktivitas yang berkaitan dengan api, seperti membakar sampah di dekat area semburan.
"Untuk sementara jangan membakar sampah di areal itu," sambungnya.
Tim memprediksi semburan gas itu berasal dari gas dangkal (shallow gas).
Menurut informasi yang dikumpulkan di lokasi kejadian, diketahui daerah itu pernah ditemukan beberapa titik semburan serupa.
Merujuk kejadian terdahulu, fenomena ini akan berhenti dengan sendirinya.
"Air yang berada pada lumpur berasal dari air hujan. Ini diketahui setelah dilakukan pengukuran EC dan pH. Jadi tidak ada hubungannya dengan formasi sumur minyak," lanjutnya.
Lubang semburan gas ini berada persis di balik dinding kamar mandi milik Muhammad Zemi (41).