TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gempa bumi berkekuatan 7.4 skala richter yang mengguncang Sulawesi Tengah dan menimbulkan tsunami dan likuifaksi di Palu-Donggala dan sekitarnya, telah menyebabkan berbagai infrastruktur dan bangunan hancur dan rusak parah, bahkan hilang tersapu gelombang dan terkubur lumpur.
Aliran listrik, air bersih dan jalur komunikasi yang terputus total membuat mobilisasi bantuan semakin sulit mencapai lokasi bencana ini.
Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan penanganan darurat yang efektif dan sesegara mungkin. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menjawab instruksi ini dengan segera.
Sejak Sabtu (29/9/2018), Kepala BPOM RI, Penny K. Lukito langsung menginstrusikan Balai Besar/Balai POM terdekat dengan kota Palu, yaitu Balai POM di kota Gorontalo, Mamuju, Samarinda dan Makassar untuk mengirimkan tim relawan dan bantuan ke Palu melalui jalur darat.
“Seluruh Tim Relawan berangkat menuju Palu, dengan membawa perlengkapan yang sangat diperlukan di daerah bencana, yaitu obat-obatan, pangan langsung dikonsumsi, air minum, dan perlengkapan sehari-hari,” kata Penny dalam keterangannya di Jakarta.
Penny mengungkapkan, tim relawan ditugaskan untuk memastikan identifikasi situasi, kondisi dan dampak bencana terhadap sumber daya di Balai POM Palu, serta mengirimkan bantuan untuk kebutuhan masyarakat akan obat-obatan, makanan dan air minum.
“Saat ini telah berhasil diketahui bahwa 55 orang pegawai negeri sipil (PNS) dan 27 pegawai hononer Balai POM di Palu serta 5 orang PNS Loka POM, seluruhnya selamat dari bencana,” ujarnya.
Penny melanjutkan, tim Bantuan BPOM RI juga dikirimkan dari BPOM Pusat, melalui berbagai moda transportasi. Untuk jalur udara, bantuan dikirimkan dengan pesawat Hercules melalui bandar udara Halim Perdanakusuma, Jakarta bekerjasama dengan Mabes TNI. Untuk jalur laut, BPOM RI berkoordinasi dengan Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (IA ITB) yang bekerjasama dengan BPPT, Menko Maritim dan Harmoni Indonesia 2018 untuk mengirim bantuan menggunakan kapal ekspedisi Baruna Jaya I, melalui program Operasi Bakti Teknologi Sulawesi Tengah. Acara pelepasan Kapal Baruna dilakukan pada Rabu (03/10) malam dipimpin oleh Menteri Koordinator Kemaritiman di Dermaga JICT Tanjung Priuk Jakarta.
“Melalui ‘Operasi Bantuan Kemanusiaan’ ini diharapkan pengiriman bantuan tanggap darurat yang sulit dikirimkan melalui moda transportasi lain, dapat lebih efektif dan cepat dengan menggunakan moda transportasi kapal laut.
Dikatakan Penny, seluruh bantuan yang dikirimkan oleh BPOM RI adalah berupa obat-obatan, makanan, air minum, perlengkapan sehari-hari, serta tenda yang dibutuhkan sesuai permintaan Dinas Kesehatan Palu. Bantuan yang dikelola dan diteruskan oleh BPOM RI tersebut, merupakan hasil penggalangan dari jajaran BPOM RI, mitra pelaku usaha, dan masyarakat luas yang perduli dan merasakan duka saudara-saudara masyarakat Palu, Sigi dan Donggala.
Tim BPOM RI yang telah berada di Palu berkomitmen akan mendistribusikan dan memastikan bantuan tepat sasaran dan bermanfaat.
“Ke depan, bantuan masyarakat dan pemerintah akan terus berlanjut, BPOM RI dapat turut membantu untuk memastikan penyimpanan dan distribusi obat-obatan dan makanan untuk daerah korban bencana dikelola dengan cara yang aman dan baik sehingga benar bermanfaat bagi masyarakat,” paparnya.