Laporan Wartawan TribunJatim.com, Pradhitya Fauzi
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Terpenjara tidak membuat kreativitas mati. Setidaknya itulah yang dibuktikan oleh Orkes Melayu Swara Bui.
Seluruh personel Orkes Melayu (OM) bentukan Rutan Kelas I Surabaya di Medaeng, Sidoarjo ini adalah para warga binaan lapas.
Namun, OM itu dibentuk untuk berupaya mengangkat mental para warga binaan dari dalam penjara.
Dengan dua vokalis yang aduhai, yakni Alfianti, Dian Santana, dan Eka Ayunda, mereka siap menghibur para penonton dengan aneka lantunan lagu dangdut, melayu, dan pop yang dikemas seciamik mungkin.
Bahkan, Swara Bui juga kerap memukau para penonton dengan dua tembang andalannya bertajuk Modus dan Indahnya Negeriku.
Suara yang mendayu-dayu, ditambah goyangan yang tak kalah asyik, membuat penonton semakin semarak menyaksikannya sembari berdendang.
Ditambah alunan musik yang OM Swara Bui yang enak didengar, membuat penonton semakin terpana.
Setiap penampilan mereka, tak kelak menambah sukacita suasana panggung ketika memberikan hiburan kepada warga binaan di Lapangan Rutan Kelas I Surabaya.
Kualitas ketiganya, saat berada di atas panggung, memang tak perlu diragukan.
Wajar, ketiga penyanyi OM Swara Bui itu merupakan biduan yang telah malang melintang di belantika musik dangdut Jatim, dimana sebelumnya sudah tur grup orkes dan juga penyanyi solo dari satu kafe ke kafe lain.
Tetapi, saat manggung, status mereka kini bukanlah orang bebas alias terpidana.
Sampai sekarang pun, status ketiganya, masih melekat dalam diri keduanya.
Lantas, apa yang membuat keduanya menjadi penghuni Rutan Kelas I Surabaya?
Kepada TribunJatim.com, ketiganya mengaku tersandung kasus narkotika.
Kendati demikian, kondisi ketiganya tak menyurutkan untuk terus berkarya.
Ketiganya tergabung dalam grup musik OM Swara Bui, dimana seluruh anggota grup musik tersebut berasal dari warga binaan Rutan Kelas I Medaeng.
OM Swara Bui telah berdiri sejak Desember 2017 silam. Penggagasnya adalah Kepala Rutan Kelas I Surabaya lama, Bambang Haryanto.
Tak hanya ketiganya, para personel lain seperti Gempa Budiono (keyboard), Muhammad Jamil (Lead Guitar), Muhammad Satuki (Gitar Rythm), Haris Fadeli (Bass Gitar), dan Adityo Hermanto (Drummer) juga mengaku senang dapat berkarya kembali.
Dilandasi persaudaraan dan nasib yang sama, membuat mereka semakin dekat dan menumbuhkan emosional sesama warga binaan.
Untuk manggung pun, mereka nampak tak canggung.
"Ya mungkin sudah panggilan jiwa ya, jadi kami terus merasa senang saja," kata Dian kepada TribunJatim.com, Jumat (12/10/2018).
Terpisah, Kasubsi Bantuan Hukum dan Pelayanan Tahanan Rutan Medaeng Andri Setiawan mengatakan, Swara Bui dibentuk bukanlah tanpa sebab.
"Ini kan program pembinaan, untuk menyalurkan karya mereka, biar mereka nggak stres terkungkung di dalam sel terus," ujar Andri saat dikonfirmasi TribunJatim.com melalui telepon seluler, Jumat (12/10/2018).
Lantas, apakah mereka yang berpartisipasi dalam kegiatan serupa akan mendapatkan apresisasi atau nilai plus dimata para pegawai Rutan?
"Tentu, mereka akan mendapat nilai lebih dari kami, karena selain dapat berkarya, prestasi mereka juga menunjukan bahwasanya mereka memiliki skill dibanding warga binaan yang lain," tutupnya.