"Saya baru pulang dari laut, lalu dapat telepon menangis-menangis saya langsung emosi, apalagi sedang capek," kilahnya.
"Kita amankan sementara pelaku, sekarang kita tunggu pihak keluarga untuk membuat laporan resmi. Informasinya korban masih menunggu suaminya yang saat ini sedang dalam perjalanan dari Atambua," jelas Kapolsek Kelapa Lima AKP Didik Kurnianto kepada wartawan di Mapolsek itu, Kamis (17/10/2018) siang.
Akibat peristiwa ini pihak sekolah sedang mempertimbangkan nasib MT di SMAN 4 Kupang.
"Kita akan berembuk dengan semua guru untuk memutuskan nasib MT apakah dipindahkan dari sekolah ataukah dikeluarkan. Kalau dipindahkan, berarti dia bisa dapat surat pindah, tapi kalau dikeluarkan berarti tidak dapat," ungkap Kepala SMAN 4 Kupang, Agus Bire Logo.
Agus menegaskan, untuk tetap melanjutkan pendidikan di sekolah itu agar berat bagi MT.
Baca: Mayat Membusuk di Ruko Pasar Pannampu Diduga Remaja Perempuan Berusia 19 Tahun
Pasalnya ini bukan kali pertama sekolah berurusan dengan orangtuanya.
Diakuinya, orangtua MT pernah datangi sekolah sambil marah-marah, banting pintu dan menuding guru.
Atas kejadian ini, Agus melaporkan ke Dinas Pendidikan Provinsi NTT.
Pimpinan Dinas Pendidikan Provinsi NTT sudah menerima laporan mengenai kasus penganiayaan guru SMAN 4 Kota Kupang.
"Saya sudah dapat laporan dari Kepala SMAN 4 Kupang soal peristiwa yang terjadi di sekolah itu. Kejadian itu begitu cepat dan terjadi pada jam pelajaran," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Aloysius Min, S.Pd.M.M saat dihubungi, Kamis (18/10/2018).
Aloysius Min mengakui, sesuai informasi yang dia peroleh pada Jumat (19/10/2018) ini akan berlangsung pertemuan di SMAN 4 oleh dewan guru untuk menyikapi persoalan itu.
"Soal kasusnya sudah di kepolisian sehingga kita tunggu penyelesaian di polisi. Kita tidak bisa intervensi," ujarnya. (hh/yel)
Artikel ini telah tayang di Pos-kupang.com dengan judul Guru SMAN 4 Kupang dan Pelaku Penganiaya Saling Lapor