Mewakili pihak keluarga, Ruslan telah menyerahkan sepenuhnya kasus kejanggalan kematian keponakannya tersebut kepada pihak kepolisian.
"Setelah mendapatkan hasil visum itu, Wakapolres meminta kita bersabar dan mempercayai pihak polisi untuk menyelidiki kasus ini," imbuhnya.
Menurut Ruslan, korban yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan ini, memang memiliki kebiasaan mabuk-mabukan.
Namun korban diketahui tidak pernah memiliki masalah berat yang menyebabkan korban nekat mengakhiri hidupnya.
Baca: 4 Santri Tak Langsung Turun Panggung Usai Menjawab Kuis Jokowi, Ternyata Minta Foto Bareng
"Kalau dalam keadaan normal, korban anak baik dan mau bekerja apa saja. Orangnya hari-hari berkawan baik, cuma datang kalau mabuk sama kawan lupa," ucapnya.
Sebelumnya berdasarkan rilis terkait kematian korban yang diterima Tribuntembilahan.com dari Humas Polres Inhil, Minggu (21/10/2018) sekitar pukul 12.38 WIB, telah tercantum hasil pemeriksaan dari dr. Yayan Yulianto yang menyatakan di mayat korban tersebut tidak ditemukan tanda tanda kekerasan.
Hasil visum yang tercantum dirilis kematian korban tersebut bertolak belakang dengan hasil visum resmi yang dikeluarkan oleh dokter.
Hal ini tentu saja memunculkan spekulasi terkait penyebab sebenarnya kematian korban.
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Polres Inhil Akan Selidiki Kejanggalan Kematian Erizun yang Ditemukan Gantung Diri di Kebun Kelapa