TRIBUNNEWS.COM - Festival Kerambitan resmi dibuka. Pembukaan festival yang digelar untuk keempat kalinya tersebut sekaligus mengawali rangkaian hari ulang tahun (HUT) ke-525 Kota Tabanan pada tahun ini.
Festival diresmikan secara langsung Bupati Tabanan Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti ditandai dengan penancapan kayon di lapangan Kerambitan, Tabanan, Bali, Kamis (18/10/2018) lalu.
Tema festival tahun ini adalah ‘Yowana Masikian’ yang mempunyai arti Harmoni di Tanah Penuh Berkah.
Tema ini mengangkat nilai-nilai dan kesadaran akan rasa kebersamaan sebagai kesatuan masyarakat yang utuh dengan harapan para Yowana Kerambitan saling tolong menolong dalam membangun kecamatan Kerambitan dengan segala potensi seni dan budayanya, sehingga dapat tumbuh menjadi destinasi wisata yang berkualitas.
“Saya betul-betul bangga, bersyukur dan berterima kasih dengan adanya festival ini. Festival Kerambitan menjadi trade mark yang tiap tahun selalu ditampilkan. Dimana kearifan lokal berpadi dengan pelestarian alam. Festival ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa dari kitalah (desa dan kecamatan, red), Tabanan ini bisa maju dan sukses. Kita ingin mengangkat seni dan budaya yang kita miliki dan memberikan yang terbaik untuk Tabanan," kata Bupati Eka, melalui pesan tertulisnya, Senin (22/10/2018).
Festival Kerambitan menghadirkan berbagai macam kesenian, seperti pementasan kolosal tarian kecak, pagelaran gong kebyar, okokan, dan tektekan massal.
Selain itu ada pula penampilan tari rejang yang ditarikan oleh 525 penari, sesuai dengan HUT kota Tabanan.
Penampilan tari pendet lintas generasi anak anak PAUD, SD, SMP, SMA, PKK. Penampilan tari bunga sandat serasi sebagai maskot Kabupaten Tabanan, serta penampilan dari penari-penari yang pernah membawa nama Kerambitan dan Tabanan di kancah nasional.
Pada festival tersebut sekaligus sebagai peluncuran program Utamaning Uma lan Urip (Umaurip). Umaurip merupakan pengembangan untuk burung hantu dan babi bali hitam.
Burung Hantu (tyto alba) dengan tag line “Kerambitan, Rumah Ramah Untuk Tyto Alba” serta pengembangan bibit dan kuliner Babi Bali Hitam melalui konsep pemberdayaan rumah tangga miskin melalui Unit Pengelola Kecamatan (UPK) Kerambitan dengan tagline “Nguling Celeng Bali, Jhon Son Biyang Sayu.
Festival Kerambitan menghadirkan festival guling massal yang mengunakan babi hitam yang perlu dilestarikan.
Antusias warga yang datang untuk menyaksikan festival tahun ini juga terbilang luar biasa. Lapangan Kerambitan sebagai lokasi festival bak lautan manusia.
Selain menampilkan seni dan budaya Bali, festival Kerambitan juga menampilkan potensi kuliner khas dari 15 desa yang ada di kecamatan Kerambitan.
Sementara Camat Kerambitan I Gede Sukanada menyampaikan bahwa di festival kerambitan IV kembali memunculkan program Inovatif Umaurip, Utamaning Uma lan Urip yang di dalamnya ada pelestarian Tyto Alba predator murni hama tikus.
"Kami menyampaikan bahwa di festival tahun ini, kami munculkan program Umaurip Utamaning Uma lan Urip yang didalamnya ada pelestarian tyto alba predator murni hama tikus, yang menjadikan pertanian Kerambitan ramah lingkungan serta pelestarian babi hitam yang akan menjadi maskot kuliner kerambitan dan sudah dikembangbiakan di Timpag," ujar Sukanada.
Pada festival tersebut turut hadir pula, Anggota DPR I Made Urip, Ketua DPRD Bali N. Adi Wiryatama, Ida Anglurah Puri Gede Kerambitan, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ketua DPRD Tabanan Ketut Suryadi dan sejumlah anggota DPRD Tabanan asal Kerambitan, Camat Kerambitan I Gede Sukanada, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kabupaten Tabanan, serta jajaran Muspika Kerambitan. (*)