Isu Rp 150 Juta
Sementara itu, Ketua DPRK Aceh Barat, Ramli SE serta sejumlah anggota DPRK, di antaranya Ilyas Yusuf dan Nasri, sempat menyampaikan rasa kecewanya terhadap pelayanan medis di rumah sakit itu yang kini menurun.
"Kasus kematian dua anak itu sungguh memilukan dan mencederai nama baik daerah," kata Nasri.
Ilyas menambahkan, adanya tenaga medis yang ditemukan tak memiliki STR tapi dibiarkan menangani pasien, sangat dia sesalkan dan dia usul harus segera dibenahi.
Apalagi dalam pelayanan yang berhubungan dengan pasien.
"Kenapa tenaga yang tidak punya STR disuruh menyuntik? Yang pegawai negerinya mana? Kasus seperti ini jangan sampai terjadi lagi," imbuh Ilyas.
Baca: BREAKING NEWS: Jenazah Anggota DPRD Babel HK Junaidi Berhasil Diidentifikasi
Ketua DPRK Ramli SE menyatakan, selama ini di ruang rawat inap RSUD lebih banyak diandalkan tenaga honorer yang gaji mereka hanya diberikan Rp 1 juta. Padahal, PNS cukup banyak di Aceh Barat.
"Isu lain yang perlu diluruskan adalah beredar informasi bahwa pihak RSUD sudah memberikan uang 150 juta rupiah kepada keluarga korban. Apa ini benar? Ini harus diperjelas," kata Ramli.
Ia juga menyoroti kinerja Dewan Pengawas Rumah Sakit yang di-SK-kan oleh bupati baru-baru ini yang digaji hingga Rp 4 juta per bulan, tapi terkesan tak bekerja.
Selain persoalan pengawas, menurut Ramli, sistem kerja direktur juga perlu diubah yang selama ini direktur sangat susah ditemui oleh pihak mana pun, baik saat di rumah maupun di kantor.
"Itu perlu diubah. Kita mau rumah sakit ini juga bebas dari unsur politik. Tempatkanlah yang profesional. Jangan karena beda pandangan politik maka tenaga profesional pun dipindah ke kecamatan," kata Ramli.
Periksa Ayah Korban
Sementara itu, penyidik Unit Tipiter Polres Aceh Barat, Senin kemarin memeriksa Hasan Basri, ayah dari korban meninggal asal Aceh Jaya, Ajrul Amilin (15), penduduk Desa Pasie Teubee, Kecamatan Pasie Raya, Aceh Jaya.
Ajrul yang merupakan siswa SMAN Teunom juga diduga meninggal setelah disuntik di RSUD-CND Meulaboh satu jam sebelum kematian Alfa Reza (11) asal Pante Ceureumen, Aceh Barat.
Selain memeriksa Hasan Basri, polisi kemarin juga memeriksa dua perawat yang piket pada ruang anak pada malam kejadian itu.
Dengan diperiksanya dua perawat tersebut sehingga jumlah tenaga medis yang sudah diperiksa dari rumah sakit mencapai delapan orang.