Warga di RW 011, Kelurahan Alai Parak Kopi, Padang, kehilangan barang-barang dari rumah dan membutuhkan bantuan pascabanjir menerjang permukiman mereka pada hari Jumat.
"Barang-barang serta pakaian saya hanyut terbawa air," ujar salah seorang warga, Asrizal (45).
Menurut dia, banjir itu yang terparah dalam empat puluh tahun terakhir di kawasan setempat.
Pihak kelurahan sudah berkomunikasi dengan instansi terkait untuk pendirian tenda darurat.
Warga membutuhkan sejumlah bantuan, mulai dari makanan, pakaian, selimut, tikar, hingga buku pelajaran untuk anak-anak.
"Warga membutuhkan bantuan karena rumah digenangi air, baik beras dan peralatan warga basah dan ada yang terbawa air," kata Lurah Alai Parak Kopi, Agustinus, di Padang, Jumat malam.
Hingga pukul 22.00 WIB, setidaknya sudah ada bantuan berupa 700 nasi bungkus serta mi instan yang datang dari berbagai instansi pemerintahan, swasta, serta relawan.
Ada sekitar 200 unit rumah warga yang terdampak banjir di daerah tersebut dengan 650 Kepala Keluarga (KK).
Delapan unit di antara rumah tersebut diketahui mengalami rusak parah.
5. Kabupaten lain yang terdampak
Longsor terjadi di tiga lokasi di Kecamatan IV Koto Aur Malintang Kabupaten Padang Pariaman akibat hujan lebat yang mengguyur daerah tersebut, Jumat.
Material menutupi jalan yang menghubungkan kabupaten itu dengan Agam, Sumatera Barat.
"Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 13.30 WIB dan tiga titik longsor tersebut berada di Nagari III Koto Aur Malintang Utara, Kecamatan IV Koto Aur Malintang," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Padang Pariaman, Budi Mulya, di Parit Malintang.
"Akibat longsor tersebut akses kedua daerah sempat lumpuh," kata dia.
Namun, dalam beberapa jam, material longsor di tiga lokasi telah berhasil dipindahkan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Banjir Padang, Dinding Rumah Roboh hingga Terparah dalam 40 Tahun Terakhir"