Padahal, kata Yulius, sebelumnya Wahyu tidak pernah mengajak Putri makan siang berdua saat jam istirahat kantor.
Bukan itu saja, Wahyu juga beberapa kali mengajak istrinya makan malam. Hanya mereka berdua.
Selain itu, Wahyu pun mengajak Putri ke mal dan mempersilakan istrinya untuk memborong apa saja barang-barang yang diinginkan.
Karena itulah, Putri merasa sangat kehilangan.
Yulius mengisahkan, Wahyu menumpangi pesawat nahas itu usai menonton laga sepakbola Timnas U-19 Indonesia melawan Jepang di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (28/10/2018) sore.
Sosok yang bekerja di perusahaan swasta tempat peleburan timah ini, sempat ingin mengajak anak keduanya, Opi ke Jakarta.
Namun, Putri melarang lantaran Opi masih bayi.
Sehingga Wahyu hanya membawa anak pertamanya, Xherdan Fachridzi. Kebetulan, Xherdan sendiri mau ikut.
Ketika hendak pulang, Wahyu sempat menghubungi Putri dan meminta dijemput di Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.
Putri yang sedang hamil enam bulan datang ke bandara untuk menyambut suami dan buah hatinya.
Ironisnya, sosok yang dinanti tak kunjung tiba. Justru kabar musibah pesawat yang ditumpangi Wahyu dan Xherdan yang diterima.
Putri pun syok. Ia tidak menyangka kenangan romantis dua minggu sebelumnya menjadi kenangan terakhir dari Wahyu.
Untuk mendapatkan kepastian kabar suami dan anaknya, Putri terbang ke Jakarta.
Baca: Jenazah Wahyu Alldila Korban Pesawat Lion Air Tiba di Rumah Duka, Isak Tangis Keluarga Pecah
Selama menanti kepastian itu, beberapa kali Putri mengalami kontraksi atas kandungannya yang kini berusia sembilan bulan.