Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNNEWS.COM, CIREBON - Selama dua tahun, Balai Arkeologi Jawa Barat meneliti jalur kereta api di Kabupaten Cirebon hingga Kabupaten Indramayu, yaitu dimulai dari Losari hingga Haurgeulis.
Setelah diteliti, jalur tersebut ada sejak zaman kolonial Belanda.
Ada yang keberadaannya masih aktif, banyak pula stasiun yang sudah tidak aktif.
Jalur Kerta Api Losari - Haurgelis sendiri, sudah tidak aktif sejak tahun 1975.
"Sebenarnya bisa saja jalur tersebut diaktifkan kembali. Kereta api itu saya kira solusi untuk mengatasi kemacetan. Kita tinggal pikirkan biayanya saja," ujar peneliti CV Kereta Anak Bangsa, Trisilo Hartono, saat ditemui di Hotel Apita Cirebon, Kamis (8/11/2018).
Menurutnya, tidak aktifnya jalur kereta api peninggalan kolonial Belanda tersebut, disebabkan campur tangan pihak tertentu terkait transportasi.
Jika ada pengelola dan modal, jalur tersebut bisa diaktifkan untuk transportasi antar kota.
"Apabila ada bangunan warga di rel kereta pada zaman kolonial Belanda, warga diharapkan melapor. Jika ada pembangunan kereta, setidaknya bisa mendapatkan ganti rugi bongkar bangunan," katanya.
Di Kabupaten Cirebon sendiri, kondisi bangunan rel kerta api itu sebagian ada yang sudah rata dengan tanah.
Namun, sebagian lainnya masih terdapat bangunannya, meskipun tidak dioperasikan lagi.
"Stasiun-stasiun kecil di Kabupaten Cirebon kami haparkan dapat difungsikan kembali untuk menghubungkan jalur kota."
"Jika tidak diaktifkan kembali, ini diharapkan dapat menjadi objek wisata yang mempunyai nilai sejarah," kata Sekretaris Disbudparpora Kabupaten Cirebon, R Chaidir, kepada Tribun Jabar.