Sementara itu, Andri, warga Madiun penumpang bus Titian Mas yang duduk di belakang kernet mengaku kaget saat tiba-tiba ada bus di depannya. Untuk menghindari tabrakan, sopir banting ke kanan karena bus di depannya mengambil jalur yang bukan jalurnya.
Namun, karena jarak sudah dekat, bagian belakang bus ditabrak dan dia merasakan guncangan yang cukup keras hingga menyadari bus yang dia tumpangi terguling di tengah jalan. "Yang meninggal di bagian belakang yang ditabrak, dekat toilet," jelasnya.
Sementara penumpang yang selamat diistirahatkan di masjid dekat tempat kejadian perkara sambil menunggu jemputan bus pengganti untuk melanjutkan perjalanan ke Bali.
Petugas kepolisian membutuhkan waktu sekitar 4,5 jam untuk mengevakuasi korban yang terjepit serta menarik bodi bus yang melintang di tengah jalur Pantura yang menghubungkan Situbondo dan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi.
Total ada 3 orang yang tewas dalam kejadian tersebut yaitu Thephik Hie (70) warga desa Padang Sambiyan, Denpasar Barat, Marwi (41) warga Dusun Dowo, Desa Baleng, Kecamatan Ngasem Bojonegoro, dan Ahmad Nizar Zulmi (23) Dusun Nging, Desa Bareng, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro.
Sementara itu, ada 3 penumpang yang luka berat dan 9 penumpang luka ringan. Semua korban dibawa ke RSUD Blambangan.
Jalur Pantura sudah mulai dibuka pada Kamis (27/12/2018) sekitar pukul 04.30 WIB dan untuk sementara diberlakukan buka tutup satu arah untuk pembersihan jalur.
Namun, Kapolres Banyuwangi AKBP Taufik Herdiansah Zeinardi memastikan tidak sampai Kamis siang, jalur sudah aman dan lalu lintas kembali normal. Video Pilihan 00:18 / 11:29 Di Balik Ugal-ugalan Metromini PenulisKontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati
Laporan: Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati
Artikel ini tayang di Kompas.com dengan judul: Kisah Korban Bus Terguling Banyuwangi, Sempat Ganti Bus dan Takut Tidur