TRIBUNNEWS.COM, KALIANDA - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM meningkatkan status Gunung Anak Krakatau (GAK) dari level II (Waspada) menjadi level III (Siaga), Kamis, 27 Desember 2018 mulai pukul 06.00 WIB.
Bersamaan dengan situasi tersebut, Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (AirNav Indonesia) juga mengeluarkan Notam (notice to airmen) A5440/18 perihal penutupan dan pengalihan rute penerbangan.
Hal ini diungkapkan Humas Bandara Radin Inten II Lamsel Wahyu Aria Sakti.
Menurut dia, pengalihan tersebut guna menghindari penerbangan melewati Gunung Anak Krakatau.
Meski begitu, operasional bandara tidak terpengaruh sama sekali.
Baca: Gedung Shelter Tsunami di Padeglang Berubah Menjadi Tempat Esek-esek, Proyeknya Pernah Dikorupsi
"Kalau jalur penerbangan, istilahnya sama saja seperti rekayasa lalu lintas. Kalau ada macet, dialihkan ke jalan lain. Ini karena ada semburan abu vulkanik, jadi sejumlah penerbangan yang melalui GAK dialihkan jalurnya," kata Wahyu.
Kepala Bandara Radin Inten II Lampung Asep Kosasih menambahkan, sejak terjadinya erupsi GAK, fasilitas bandara baik sisi darat ataupun udara tidak terdampak dan tetap beroperasi normal.
"Namun, kami akan terus memantau perkembangan dan berkoordinasi secara intens dengan BMKG, Airnav dan Direktorat Navigasi Penerbangan," kata Asep.
Baca: Meradang Karena Aurat Dylan Sahara Dikomentari Nyinyir, Ifan Seventeen: Saya Akan Cari Anda!
Sementara Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan, pihak Airnav sudah mengeluarkan Notam terkait pengalihan rute penerbangan yang tidak bisa dilewati pesawat.
Namun, Notam khusus penutupan bandara dari AirNav Indonesia belum ada.
"Sejauh ini abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau tidak memberikan dampak kepada penutupan bandara, untuk bandara terdekat seperti Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Radin Inten II Lampung, masih beroperasi normal," kata dia.
Baca: Video Nikahannya dengan Pria Bule Beredar, Aura Kasih Bagikan Momen Spesial Usai Ijab Kabul
Untuk diketahui, peningkatan status GAK menjadi siaga ini didasarkan pada hasil pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental hingga 27 Desember 2018 pukul 05.00 WIB.
Sekretaris Badan Geologi Antonius Ratdomopurbo mengatakan, Peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukkan hampir seluruh tubuh Gunung Anak Krakatau yang berdiameter sekitar dua kilometer merupakan kawasan rawan bencana.