Laporan Reporter Tribun Lampung Noval Andriansyah
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Pascabencana tsunami yang menerjang Selat Sunda, sejumlah warga terdampak masih tinggal di pengungsian.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id di Kantor Gubernur Lampung, Kamis, 3 Januari 2019 pukul 20.00 WIB, masih ada sekitar 100 warga yang bertahan di pengungsian.
Sebagian besar tidur dengan beralaskan tikar di area parkir Kantor Gubernur Lampung.
Beberapa warga yang diwawancarai mengaku masih trauma untuk kembali ke kediamannya.
Seperti yang disampaikan Siti (23), warga Umbul Asem, Telukbetung Timur, Bandar Lampung yang masih ragu kembali ke rumahnya karena takut air kembali naik.
Dua hari lalu, kata Siti, ia dan sang suami sudah berkemas dan ingin pulang ke rumah namun mengurungkan niatnya.
“Tapi ada tetangga yang datang ke sini (pengungsian), bilang kalau air naik lagi. Ya nggak jadi pulang. Suami saja yang pulang, jaga di rumah. Saya dan anak-anak di sini,” kata ibu tiga anak ini.
Saat ditanya akan bertahan berapa lama di pengungsian, Siti mengaku belum tahu.
“Ya sampai ada pemberitahuan dari pemerintahlah kalau benar-benar sudah aman,” ucap Siti.
Suryo Perwiro Utomo, perwakilan Tagana Tulangbawang yang bertugas di posko pengungsian depan Kantor Dinas Kominfotik Lampung, mengatakan, para pengungsi belum bisa dipulangkan karena cuaca yang masih tidak menentu.
“Sekarang ini cuaca masih belum stabil. Kadang air (laut) naik, kadang turun. Terlebih, mereka ini (pengungsi) masih trauma dengan kejadian bencana kemarin,” kata Suryo.
Berdasarkan pendataan ulang yang dilakukan para relawan, terus Suryo, masih ada 37 kepala keluarga dengan jumlah 152 jiwa dari delapan titik, yang bertahan di pengungsian.
Sedangkan untuk persediaan makanan, kata Suryo, masih mencukupi.
“Bantuan juga masih terus berdatangan. Hanya, tidak sebanyak awal-awal kejadian kemarin. Tapi masih mencukupi,” ucap Suryo.