Dikutip dari Tribunsumsel.com, Asri tega menghabisi nyawa IA karena diduga sakit hati utang penjualan sabunya belum dibayar IA.
Menurut Asri, IA menjadi pelanggan sabu yang ia jual sejak enam bulan lalu.
“Sejak sekitar 6 bulan lalu dia (IA) beli sabu sama saya. Biasanya dia (IA) beli sabu seminggu sekali, beli yang 80 gram harganya Rp 1,1 juta,” ujar Asri usai rekonstruksi pembunuhan IA di halaman kantor Ditreskrimum Polda Sumsel, Senin (28/1/2019).
Namun, Asri mengaku lupa jumlah utang IA kepada dirinya.
Ia mengaku sangat menyesal telah membunuh IA.
“Aku minta maaf yang sebesar-besarnya karena telah membunuh IA,” ucap Asri.
Direktur Ditreskrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Yustan Alviani memastikan, korban dan kelima pelaku sempat pesta sabu sebelum peristiwa pembunuhan terjadi.
Namun, pihaknya masih terus mengembangkan penyidikan terkait motif pembunuhan yang diduga karena utang-piutang narkoba jenis sabu antara korban dan tersangka.
Begitu juga dengan dugaan korban pemakai dan pengedar sabu.
“Kita masih dalami itu. Kita belum punya data masalah keterlibatan mereka (korban dan tersangka) di dalam peredaran narkoba," katanya.
"Soal utang korban, itu baru sebatas keterangan para tersangka dan kebenarannya masih perlu kita dalamai lagi,” jelas Kombes Yustan.
Keluarga Inah kepada TribunSumsel.com di kediaman mereka di Desa pedataran, Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muaraenim beberapa hari lalu mengaku tidak tahu persis aktivitas IA di luar rumah.
Keluarga juga mengaku tidak mengenal keempat pelaku, apalagi dugaan jual-beli narkoba antara korban dan tersangka.
“IA tidak pernah cerita soal pergaulannya di luar. Kami juga tidak kenal dengan para pelaku. Baru ketemu setelah peristiwa pembunuhan ini,” kata Burhan, paman IA.