TRIBUNNEWS.COM, MEDAN -- Bola mata Feni (40) yang biasa berbinar indah keabu-abuan dan sedikit kebiruan kini rusak pascadisiram air keras oleh kelakuan keji suaminya, Darma. Feni setiap hari harus rutin mengoleskan salep untuk pemulihan.
Sambil berbincang santai di kediamanan kakak dari Feni, Murniati dan suaminya Syafii, Jumat (1/2/2019) suasana sedih sempat terlupakan sejenak ketika tribun-medan.com mengulik-ulik soal mata indah Feni yang membiru. Gelak tawa dan senyum semringah keluarga pecah ketika membahas mata Feni dan kakaknya yang indah.
"Mata kakak ini cantik ya, apa memang bawaan lahir biru begini, atau karena dampak air keras?" tanya tribun-medan.com
Mendengar pertanyaan ini, keluarga dan Feni tersenyum dan sontak dijawab oleh Syafii. Katanya, Istrinya dan Feni keturunan bulik (tante-bibi, Bahasa Jawa).
"Orang ini memang keturunan bulik. Hehehe, maksudnya bule dan pak de (tutur keluarga dalam Suku Jawa). Kamu bilang giti langsung kegirangan nanti orang ini di belakang (dapur)," kata Syafii.
"Emang dari lahir mata kami begini semua. Dulu aja pas kecil Feni sering banyak yang suka lihat matanya. Pas kemarin ke RSUDjoelham aja dibilang sama perawatnya matanya cantik, macam-macam Syahrini lah," katanya semringah.
Tribun Medan lantas bertanya penasaran ras suku apa yang memiliki mata indah berwarna kebiruan. Pasalnya, bangsa Indonesia yang berada di Asia Tenggara didominanasi ras Malayan Mongoloid yang ciri umum warna matanya hitam atau kecokelatan.
Baca: Tes Kepribadian: Hewan Apa yang Pertama Kali Kamu Lihat pada Gambar? Ungkap Karaktermu!
"Kami ini orang Sunda dan Jawa. Dari orangtua sudah begini rata-rata matanya,"ungkap Murniati semringah punya anugerah mata indah.
Punya mata Indah dan wajah yang cantik, tak menjamin Feni mendapat kebahagian dalam rumah tangga. Menikah sejak 2005, Feni malah lebih sering 'makan hati', jasmani dan rohaninya tak jarang tersiksa. Puncaknya ketika Feni disiram air keras hanya karena meminta uang belanja.
"Saya kalau ditanya ya sudah memaafkan dia (Darma). Tapi kalau untuk balik lagi saya sudah tidak mau lagi lah," ungkapnya.
Sesekali Feni terlihat menarik nafas panjang. Kemudian dia menceritakan sejumlah pengalaman pahit selama biduk rumah tangga bersama dua buah hati mereka yang dipimpin Darma.
"Dia itu di situ aja main judi ada itu tempat Wak Jatmo, judi kartu. Saya tahunya ya dari anak saya sering dibawa sama bapaknya. Asal ditanya mana bapakmu? Ya disitu aja. Kadang saya takut juga kalau apa-apa anak saya ditangkap, anak saya bilang kan ada bapak, Mak. Dua sampai tiga kali guru anak saya nampak di situ (tempat berjudi), " ungkap Feni.
Kata, Feni, suaninyaa juga jarang cukup memberi nafkah. Bahkan Feni berinisiatif membantu suaminya berjualan kue-kue, kerupuk dan makanan ringan lain dijajakan rumah ke rumah, warung ke warung. Pun begitu, Darma tak pernah bersyukur.
Tak jarang uang yang disisihkan oleh Feni untuk berbagai kebutuhan rumah tangga juga diambil Darma untuk kepentingan pribadi. Parahnya, Feni sering dikejar-kejar para penagih utang. Ada yang dari tetangga hingga orang leasing kredit.
Baca: Warga Bitung Korban Banjir Manado Mengungsi ke Gereja dan TK
"Gak tahu lah saya lagi. Jarang ngasih uang belanja. Aku pun kan kerja juga cari-cari penghasilan sendiri. Itu pun habis-habis ke dia. Ada saja alasannya. Pernah ditagih-tagih orang togel, orang Batak, orang showroom. Sudah capek lah," ungkap Feni.
"Itu orang kalau habis badannya tanda-tanda apalah itu? Jangan kan untuk keluarganya, untuk makan diri sendiri pun payah dia. Kadang sering masak gak masak adek ini, kasihan juga, aku sisihkan lah yang ada punya kami," kata Murniati menimpali.
Kasat Reskrim Polres Binjai, AKP Wirhan Arif mengatakan saat inu sedang memburu Darma pelaku penganiayaan keji dalam rumah tangga. Sejumlah informasi dan data-data sudah dikantongi untuk menindaklanjutinya proses hukum.
Saat ini Feni butuh uluran tangan dari dermawan pasca terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penyiraman air keras yang dilakukan oleh suaminya sendiri, Darma (45). Feni saat ini butuh biaya operasi matanya yang memerah dan membiru.
Mata Feni terus berair, terlihat menahan perih. Di sekeliling bola matanya tidak lagi putih melainkan memerah. Feni harus menjalani pengobatan berkala dan pastinya butuh banyak biaya.
"Matanya memerah berair terus. Kemajuan perobatan ada terlihat yang dilakukan oleh dokter spesialis dari Rumah Sakit USU Medan. Tapi tetap saja belum ada kepastian bisa sembuh total," ujar Abang Ipar Korban, Syafii.
Saat ini Feni harus mendapatkan perobatan dari dokter RSU Djoelham Binjai atau RS USU Medan dalam waktu tiga hari sekali. Untuk biaya periksa dokter sekali waktu dikenakan biaya Rp 83 ribu.
"Ada juga terbantu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Tapi sayang, biaya obat berupa tiga obat tetes dan satu salep nebus Rp 260 ribu untuk berobat ambil resep," ujar Syafii
Sebelumnya, akibatnya penyiraman air keras ke wajah, dada hingga nyaris setengah badannya Feni melepuh. Bahkan, kedua matanya pun rusak karena air keras tersebut.
Peristiwa ini terjadi di kediaman mereka, Jalan Wijaya Kusuma Nomor 12, Gang Nusa Indah, Lingkungan VI, Kelurahan Pahlawan, Binjai Utara Senin (21/1) lalu. Kasus ini sudah dilaporkan Feni ke Polres Binjai sesuai dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan Pengaduan Nomor STPLP/024/I/2019/SPKT 'C' Res Binjai.
Feni ibu dari sepasang anak, Dini Tamara dan Dimas tak bisa banyak beraktivitas lantaran menahan derita sakit di bagian wajahnya. Saat ditemui, Feni lebih banyak duduk bersandar di kursi di ruang tamu rumahnya.
Syafii bilang, penyiraman air keras tersulut karena Feni minta uang belanja kepada suaminya. Saat itu Darma tidak memberikan uang sepeser sen pun. Malah, mendadak emosi dan langsung mencurahkan air keras di dalam cangkir ke wajah Feni.
"Jadi pas minta uang belanja, langsung di bilang Darma itu Mau duit? Ini untukmu," ujar Syafii menirukan pengakuan Feni sambil menirukan kronologis kejadian.
Satu cangkir penuh air keras dicurahkan ke wakah Feni. Darma tega melakukannya kepada ibu dua anaknya dari arah samping. Saat itu Feni di sebelah kiri Darma dalam posisi duduk.
"Pas kejadian itu gak ada firasat buruk apa-apa. Gak disangka-sangka lah. Feni mengira dia (Darma) mau minum. Sepertinya ini sudah direncanakan. Barang buktinya sudah ketemu (oleh polisi)," beber Syafii.
Pasca penyiraman air keras, Feni menjerit kesakitan. Wajah, dada hingga hampir setengah badannya melepuh. Feni yang menjerit kesakitan langsung tak bisa membuk kedua matanya. Dan pandangannya menjadi rusak karena air keras.
"Itu adik saya kedua matanya parah. Kalau pas disiram, parah sekali mata kiri kalau dilihat. Agak kabur gak bisa jelas melihat. Tapi sekarang ini sebelah kiri yang mendingan. Mata kanan yang masih kabur melihat. Jarak pandang tiga meter mata sebelah kiri masih bisa melihat tapi ya masih samar-samar. Semoga lah bisa balik normal semula," Syafii berharap
Dari cerita korban, anak Feni, Dini saat kejadian sedang berada di kamar. Dini yang mendengar jerit ibunya, kemudian keluar dari kamar menghampiri. Dini yang masih duduk di bangku kelas 2 SMPN 11 Binjai sontak menjerit histeris membuntuti ibunya yang berlari ke rumah tetangga mencari pertolongan.
Dibeberkan Syafii bahwa Darma juga melakukan pengancaman pasca berbuat keji kepada istrinya. Sebelum kejadian, Feni juga sempat mencurahkan isi hatinya soal kelakukan Darma yang doyan judi.
"Darma juga mengancam adik saya. Dibilangnya, puaskan matamu mandang-mandang itu. Ini kata adik Saya karena sebelum kejadian ada dia dua hari nginap di sini. Uang belanja enggak dikasih. Ada uang malah untuk berjudi," beber Murniati, kakak kandung Feni.
Feni mendapat pertolongan usia membasuh air keras dengan air. Ia kemudian dibawa pihak keluarga ke Polsek Binjai Utara untuk melaporkan Darma pelaku tindak penganiayaan dalam rumah tangga. Namun, upaya Feni ditolak Polsek Binjai Utara.
"Orang Polsek Binjai Utara menolak. Kami disarankan untuk melapor ke Polres Binjai. Sesampai di Polres malah diminta untuk berobat dulu ke RSU Djoelham. Kami seperti dipingpong. Setelah dari Djoelham, malah minta surat dari polisi. Kata polisi minta visum," ungkap Syafii kesal dengan pelayanan pemerintah.
Setelah bolak-balik kantor polisi dan rumah sakit, laporan Feni akhirnya diterima oleh Polres Binjai sesuai dengan Laporan Polisi Nomor 040/I/2019/SPKT C/Res Binjai dalam dugaan tindak pidana penganiayaan. Laporan Feni diterima sesuai dengan Surat Tanda Penerimaan Laporan Pengaduan Nomor STPLP/024/I/2019/SPKT 'C' Res Binjai. (Dedy Kurniawan)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Mata Biru Feni Rusak Disiram Air Keras oleh Suami Sendiri saat Minta Uang Belanja