BANGKAPOS.COM, BANGKA - Harga tiket yang melambung tinggi dan bagasi berbayar tak hanya membuat penumpang mengeluh, para pelaku usaha pun menjerit.
Wajar saja, hal ini berdampak pada penurunan pendapatan.
Hal ini diakui Rina (32), karyawan otak-otak Ase yang berada di Bandara Depati Amir Pangkalpinang kepada Bangka Pos Group, Jum'at (08/02/2019).
"Kerasa banget dari awal tahun baru imlek biasanya arusnya tinggi banget, tapi tahun ini jauh banget berkurang. Apalagi kita oleh-oleh jadi dengan bagasi bayar makin berdampak buat kita, kalau penurunan bisa sampe 50 persen," kata Rina.
Hal yang sama juga dirasakan pengelola kopi Gayo Arabica.
Sandi Pratama (20) karyawan Gayo Arabica mengaku penurunan pendapatan tempat usahanya mengalami penurunan hingga 70 persen.
"Susahlah kalau tiketnya mahal bagasi bayar, berdampaklah sekitar 70% mengalami penurunan. Omset biasa 1 juta lebih sekarang cuma 600an", ujar Sandi.
Restoran Lada Putih pun merasakan dampak negatif ini.
Usaha yang baru dikelola dua bulan di Bandara Depati Amir ini mengalami penurunan drastis.
"Target kita itu 120 porsi/hari tapi setelah tiket mahal dan bagasi berbayar pengunjung jadi sepi, paling sehari dalam satu shift itu cuma lima porsi," ujar Reza (19) karyawan restoran Lada Putih.