Laporan Wartawan Tribun Timur, Darul Amri Lobubun
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Penganiayaan di kampus Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) dan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Kota Makassar, dinilai warga sekitar, sudah menjadi hal biasa.
Terbaru kasus penganiayaan Aldama (19) oleh taruna seniornya M Rusdi (21).
Hal tersebut diungkapkan salah satu warga di sekitar area dua kampus yang dibawahi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI, Jl Salodong, Kelurahan Untia, Kecamatan Biringkanaya, Kamis (7/2/2019).
Kepada Tribun Timur, warga yang enggan disebutkan namanya itu menyebutkan, kasus-kasus penganiayaan dilakukan senior terhadap junior di kampus ATKP dan PIP Makassar sudah jadi hal biasa.
"Sudah biasa kasus seperti itu, makan minumnya itu taruna senior. Saya pernah melihat dengan mata kepala ku sendiri. Itu kalau tidak salah (ingat) tahun 2017," katanya.
Menurut sumber Tribun ini, pada saat itu ia masih menjual di area kampus. Dimana, saat itu ada keluarganya yang bekerja saat pembangunan kampus ATKP dan PIP.
Memang, kampus ATKP dan PIP dalam satu area. Karena jika masuk dari depan kampung nelayan Untia, dilewati dulu gerbang PIP, lalu masuk area ATKP.
"Dulu waktu saya masih menjual di area kampus sana, biasa kan ada junior yang keluar makan di tempat ku. Kalau dilihat sama senior pasti dipukul," ungkapnya.
Tahu dari Facebook
Terkait kasus kematian taruna Aldama di ATKP Makassar, Minggu (3/2/2019) malam lalu, ternyata tak semua warga di sekitar kampus tahu.
Baca: Polisi Selidiki Kasus Kematian Bocah Berusia 2 Tahun yang Tergantung di Jendela Rumah Orang Tuanya
Lewat media sosial (Medsos) Facebook, kasus penganiayaan berujung kematian taruna junior tingkat satu, Aldama Putra (19) mulai diviralkan oleh warga net.
Bahkan warga yang tinggal di sekitar kampus ATKP Makassar, di Jl Salodong, Kecamatan Biringkanaya, baru tahu setelah membaca di Facebook.
Salah satu warga, Mila (27) mengaku tahu kasus tersebut melalui Medsos Facebook, Selasa (5/2/2019) malam, sekaligus lewat media online dan TV.
"Kasusnya baru tahu lewat Facebook pak, nanti besoknya lagi lewat televisi baru kami tahu ada kasus di dalam," ujar Mila saat ditemui di Kampung Untia.
Seperti diketahui, jarak kampung Untia dengan kampus ATKP dan PIP Makassar tidak begitu jauh.
Karena untuk masuk ke dua kampus itu harus lewati Kampung Untia tersebut.
Jarak Kampung Untia ke gerbang PIP Makassar lalu didapati lagi kampus ATKP, harus melewati gerbang PIP.
Gerbang ini jarak dari Kampung Untia sekitar 500-an meter.
Sedangkan untuk jarak Kampung Untia ke area kampus ATKP yang ada tepat belakang PIP Makassar, berjarak sekitar 1 Kilometer dari ujung Kampung Untia.
Baca: Pulau Komodo Ditutup Sementara Per Januari 2020 Selama Setahun
Mila mengaku, baru tahu mobil polisi berlalu-lalang, Senin (4/2/2019) pagi, di depan Kampung Untia. Itu karena soal kasus kematian taruna junior, Aldama Putra.
"Pantas itu hari, pagi-pagi banyak mobil polisi yang berlalu-lalang, padahal ada kasus pembunuhan didalam kampus ini, rabu pagi juga masih ada," jelasnya.
Pelaku Ditahan
Seperti diketahui, Minggu (3/2/2019) malam lalu, salah satu taruna tingkat 1 di ATKP, Aldama Putra (19) meninggal, usai dianiaya seniornya, M Rusdi (21).
Kasus ini pun ditangani oleh penyidik Satreskrim Polrestabes Makassar dan Rusdi, ditetapkan sebagai tersangka, atas perbuatan yang dilakukannya.
Pengacara kondang Hotman Paris, dikabarkan akan memberikan pendampingan hukum terhadap kasus kematian Aldama.
Kabar yang beredar di media sosial dibenarkan ayah Aldama Putra, Pelda Daniel, saat dikonfirmasi awak TribunTimur.com, Jumat (8/2/2019) sore.
"Iya kemarin dihubungi lansung sama Pak Hotman, beliau nawarin untuk bantuan hukum. Tapi saya bilang nantilah bang, kita lihat dulu penanganan dari teman-teman kepolisian," kata Pelda Daniel.
Menurut Pelda Daniel, pihak Kepolisian Resor Kota Makassar, saat ini masih berupaya mengungkap kasus kematian putra tunggalnya secara terang benderang.
"Kita tunggu hasil dari penanganan kepolisian, seperti apa nanti penuntutan hukumannya, apakah sesuai dengan perbuatan pelaku atau hanya dihukum ringan. Dan saya rasa sejauh ini rekan kita di kelolisian sudah bergerat cepat dengan menetapkan tersangka, jadi kita tunggu perkembangannya seperti apa," ujar Daniel.
Menurut Daniel, ketika putusan hakim dinilai ringan, pihaknya akan menerima tawaran Hotman Paris mendampingi proses hukum atas kasus kematian putranya itu.
"Kalau nanti hukumannya tidak sesuai dengan perbuatannya pelaku, maka kita akan mengambil sikap terkait tawaran pak Hotman Paris," jelasnya.
Kematian taruna tingkat satu itu, awalnya dinilai janggal oleh pihak keluarga lantaran pihak ATKP menyebut Aldama meninggal karena terjatuh di kamar mandi.
Namun, melihat sejumlah luka yang diderita Aldama, pihak keluarganya pun curiga Aldama meninggal bukan karena terjatuh melainkan dianiaya.
Pihak kepolisian pun turun tangan dan mengungkap penyabab kematian Aldama yang tewas lantaran dianiaya seniornya Muh Rusdi.
Artikel ini telah tayang di Tribun-timur.com dengan judul Penganiayaan Junior oleh Senior Hal Biasa! Pengakuan Warga Sekitar Kampus ATKP dan PIP Makassar