News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BPPTKG Tidak Rekomendasikan Pendakian Gunung Merapi

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas menunjukkan data pada waktu terjadinya awan panas guguran Gunung Merapi pada pukul 08.55 WIB di ruang pemantauan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Kota Yogyakarta, Senin (11/2/2019). Gunung Merapi pada Senin (11/2) pukul 08.55 WIB meluncurkan awan panas guguran dengan durasi 105 detik sejauh 400 meter ke arah sungai Gendol

Laporan Wartawan Tribun Jogja Wahyu Setiawan Nugroho

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA  - Gunung Merapi terpantau mengeluarkan awan panas guguran pada Senin (11/2/2019) pagi.

Awan panas guguran terpantau dari cctv BPPTKG. Lewat Twitter resminya,  BPPTKG  mengkonfirmasi  perihal guguran tersebut.

Dari data aktivitas vulkanik, BPPTKG mencatat guguran terjadi pada pukul 08.58 Wib dengan durasi hingga 105 detik.

Jarak luncur awan panas guguran mencapai 400 meter menuju tenggara atau hulu Kali Gendol.

Rangkuman aktivitas Gunung Merapi pada Senin, (11/2/2019) pagi periode 06.00-12.00 WIB, tercatat Gunung Merapi mengeluarkan 10 kali guguran dengan durasi 15-45 detik.

Untuk cuaca yang terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada pagi tadi tampak visual Merapi berkabut, dengan suhu udara 20.1 derajat celcius, kelembaban 90 %rh, pressure 920.7 hpa.

Di sekitar puncak juga terpantau angin berhembus dengan tenang.

Hingga kini, gunung berapi yang membatasi empat kabupaten tersebut masih ditetapkan statusnya di level II atau Waspada. 

tatus ini masih bertahan sejak dinaikkan statusnya pada 21 Mei 2018 lalu.

BPPTKG tak merekomendasikan kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara waktu kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.

Radius 3 km dari puncak Merapi pun diharapkan agar dikosongkan dari aktifitas penduduk.

BPPTKG juga mengimbau agar masyarakat yang tinggal di KRB III untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap segala bentuk aktivitas Gunung Merapi.

Terkait informasi, masyarakat diharapkan agar tidak mudah terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini