TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Pengelolaan pariwisata sejarah yang dikenal melalui program Denpasar Heritage City belum menyentuh kawasan Puri Anyar Denpasar.
Puri yang diyakini memiliki kaitan dengan sejarah Kerajaan Badung ini terletak di Jalan Kresna (belakang Bank BPD Bali).
Saat Tribun-Bali.com berkunjung ke lokasi, kondisi halaman puri tampak tak terurus.
Ada sejumlah bekas bangunan di sisi selatan puri menyerupai kamar-kamar dibiarkan mangkrak tak terurus.
Kondisi puri di dalam puri tak menandakan banyak aktivitas spiritual lagi.
Seorang anggota generasi pewaris Puri Anyar, AA Ngurah Manik mengakui, Puri Anyar sudah sejak lama tak lagi menjadi pusat kegiatan spiritual.
Terlebih sejak sepeninggalan ayahnya yang juga seorang tokoh besar di Denpasar yakni Turah Baba.
Perkembangan pesat di Denpasar membuat Puri Anyar Denpasar terpaksa harus mengalah dengan pembangunan modern lain.
Dikatakan dia, posisi gapura terletak di samping, yang seharusnya gapura Puri diletakkan di depan Puri persis.
"Tapi karena memang dulu dikuasai Belanda, makanya posisi gapura disamping. Sekarang kan sudah merdeka, harusnya bisa dibantu kembali ditata dan bisa jadi ikon pariwisata baru," terangnya.
Kini, ia bersama anggota keluarga sedang dalam tahap pemugaran tempat merajan menggunakan dana mandiri.
Kendati demikian, ia berharap adanya perhatian dari pemerintah untuk membantu operasional Puri legendaris ini ke depannya.
Ditambahkan AA Ngurah Bagus Sudiarta, anggota keluarga ini juga memandang perlu adanya perhatian pemerintah untuk Puri Anyar, dengan menjadikannya sebagai cagar budaya misalnya. (*)