Laporan Wartawan Tribun Manado Maickel Karundeng
TRBUNNEWS.COM, MANADO - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Bagus Puruhito SE MM mendatangi lokasi evakuasi korban pertambangan ilegal di Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Bolaang Mongondow, Jumat (1/3/2019) malam.
Ia meninjau proses pembukaan akses menuju gua tambang di mana para penambang tertimbun longsor pada Selasa (26/2/2019).
Turut mendampingi Deputi Operasi dan Kesiapsiagaan Basarnas Mayor Jenderal Nugroho Budi, Bupati Bolmong Yasti Soepredjo Mokoagow, Wali Kota Kotamobagu Tatong Bara, Wawali Kotamobagu Nayodo Koerniawan, Kapolres Kotamobagu AKBP Gani Siahaan, Camat Lolayan, Perwakilan PT JRBM, Sangadi Bakan bersama personel Basarnas serta anggota Kodim 1303 Bolmong.
Bagus menyampaikan turut berdukacita dan empati bagi keluarga korban yang terkena musibah.
"Semoga mereka diberikan kekuatan dan ketabahan menghadapi ujian ini," ujar dia.
Ia menyebut tim SAR gabungan terus berupaya dan bekerja keras melakukan evakuasi terhadap semua korban yang tertimbun longsor.
"Fokus Basarnas melakukan evakuasi terhadap semua korban. Walaupun sampai malam tim gabungan terus bekerja membuka akses jalan menuju lokasi kejadian," ungkap jenderal bintang tiga ini.
Kehadirannya, kata dia, juga untuk memberikan dukung dan semangat serta meminta kepada seluruh tim.
Mereka diminta agar berhati-hati serta tidak lupa berdoa dalam proses evakuasi.
Bagus menambahkan, proses evakuasi perlu kehati-hatian.
Personel menghadapi kendala lokasi yang sangat ekstrem dan rawan longsor.
Ia meminta tim SAR juga harus berhati-hati dengan medan tersebut.
"Saya berpesan kepada tim SAR agar selalu berhati-hati pada misi kemanusiaan ini," kata dia.
Bupati Yasti Soepredjo Mokoagow menyampaikan bahwa fokus pemda bersama-sama dengan tim gabungan untuk mengevakuasi para korban yang masih tertimbun longsor.
Pemkab juga menyediakan ambulans serta tim medis di lokasi untuk membantu misi kemanusiaan tersebut.
Kepala Basarnas bersama jajaran tampak melihat dari dekat lokasi longsor walaupun sudah larut malam.
Adapun para wartawan yang mengikuti kedatangan Kepala Basarnas juga harus bersusah payah berjalan kaki melewati medan yang curam dan gelap menuju lokasi pulang dan pergi.