Melihat keadaan kolam tersebut, ia berpikir bahwa makanan ikan tak mungkin jatuh dari langit.
Dan ia pun mengambil keputusan, walaupun dengan kantong sendiri, ia memberikan ikan tersebut makan dua kali dalam sehari.
"Sebab ikan juga makhluk ciptaan Tuhan. Kasihan kalau tidak diberikan makan, makanan tidak turun dari langit. Walaupun dengan kantong sendiri saya berusaha hidupi ciptaan Beliau," tutur lelaki yang tinggal di Jalan Nangka, Denpasar ini.
Hingga kini, Bawa mengaku telah melakoni kegiatan ini selama 20 tahun.
Baca: Karyawan Swasta di Sawah Besar Dihipnotis Warga Asing Asal Brunei Darussalam
Bahkan saat Nyepi ia tetap memberikan ikan-ikan ini makan.
"Kalau Nyepi saya jalan dari Jalan Nangka pakai pakaian pecalang. Saya bawa makanan ikan untuk ikan-ikan ini. Sudah 20 tahun saya jalankan dan ini merupakan panggilan Beliau di atas," tuturnya.
Berkat memberi makan ini, ia keliling Eropa dengan biaya nol rupiah.
"Begini ceritanya, waktu ngasi makan ikan, saya dilihat seorang wisatawan yang liburan ke Museum Bali dan Jagatnatha. Mungkin karena keesokan harinya saya dilihat memberi makan ikan juga, ia datangi saya dan menawarkan tiket keliling Eropa," tuturnya.
Ketika ditawari, ia tak lantas menerima tawaran tersebut mengingat biaya keliling Eropa tak murah.
Namun setelah dicek, ternyata semua ditanggung oleh wisatawan tersebut bahkan uang saku pun diberikan secara cuma-cuma.
"Saya terima bersih. Bahkan hotel tempat saya menginap telah ditentukan, ada di Milan, Roma, dan saya senang sekali menerimanya. Saya berangkat sendiri ke Eropa. Itu sudah 10 tahun lalu," katanya.
Untuk biaya memberi makan ikan dan burung ini, setiap hari ia merogoh kocek Rp 18 ribu untuk membeli pelet serta jagung yang sudah dicampur beras untuk makanan burung.
Pagi sekitar pukul 06.00 Wita atau kurang, Bawa akan datang ke Taman Kota Lumintang memberi makan ikan dan burung, dan sekitar pukul 08.00 Wita ia melanjutkan perjalanan menuju ke Lapangan Puputan Badung.
Baca: Camelia Malik Mendadak Hadir di Rutan Medaeng, Emak-emak Pengunjung Heboh, Sempat Kecup Pipinya
Sorenya, sekitar pukul 16.00 Wita ia kembali melakukan rutunitas tersebut.