Karena volume air terus bertambah kemudian badan air atau bendung alami ini jebol dan menerjang di bagian bawah dengan membawa material-material kayu gelondongan, pohon, batu, lumpur dan lainnya dengan kecepatan aliran yang besar.
Ditambah dengan curah hujan yang berintensitas tinggi dalam waktu cukup lama.
Baca: Pekerjakan 40 WNI Ilegal di Jepang, Bos Perusahaan Perekrut Tenaga Kerja Ditangkap Polisi
"Pada tahun 2007, kejadian banjir bandang juga pernah terjadi di Distrik Sentani," jelasnya.
Penanganan darurat masih terus dilakukan. BPBD bersama unsur lainnya masih melakukan penanganan di lapangan.
Hingga Minggu (17/3/2019) pagi, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jayapura, Papua, mencatat korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang yang melanda Kabupaten Jayapura bertambah menjadi 15 orang. Sementara itu sebanyak 18 orang luka-luka.
"Data terbaru 15 orang meninggal dan 18 luka-luka," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jayapura, Putu Agra Sujarwadi ketika dihubungi Kompas.com, Minggu pagi seperti dikutip Tribunnews.