Laporan Reporter POS-KUPANG.COM, Robert Ropo
TRIBUNNEWS.COM, WAINGAPU - Para guru di SMA Negeri 1 Rindi Umalulu, di Kecamatan Umalulu, Kabupaten Sumba Timur merasa dilecehkan karena Camat Umalulu Nanja Ranja Ruwa, SP menyuruh mereka jongkok akibat bandera robek saat hendak dikibarkan pada upacara Apel yang berlangsung di sekolah itu, Senin (18/3/2019), karena itu para guru meminta agar Camat Umalulu meminta maaf.
Hal itu disampaikan oleh kepala sekolah (Kepsek) SMAN 1 Rindi Umalulu, Bernardus Ngabi Nggaba, S. Ag saat menggelar Jumpa Pers di Wangga Watu, Kecamatan Kambera, Kamis (21/3/2019) malam.
Bernardus saat didampingi oleh Alumni SMAN 1 Rindi Umalulu Yonathan Petrus Gah menjelaskan kronologis masalah itu berawal dari, pada hari Jumat pekan lalu, terjadi perkelahian antara dua orang siswa perempuan di sekolah itu. Perkelahian itu tepatnya di dekat sebuah jembatan.
Kata dia, dengan situasi itu, ada keprihatinan dari Camat sebagai penguasa wilayah, bahwa terjadinya perkelahian ini perlu adanya pembinaan, sehingga Camat meminta kepada pihak sekolah untuk menjadi pembina upacara pada hari Senin (18/3/2019).
Kata dia, dalam upacara itu dihadiri oleh kepala sekolah bersama para guru dan para siswa dan selaku pembina upacara Camat yang berlangsung di halaman sekolah itu.
Upacara itu berjalan, namun saat upacara kenaikan bendera, secara tak terduga, kata Bernardus siswa penggerek bendera hendak membentangkan bendera untuk dikibarkan, namun bendera itu terobek. Tetapi bendera yang robek itu pun tetap dinaikan.
"Sebelumnya juga bandera itu sempat diperiksa oleh empat orang guru dan layak untuk dipakai, begitu juga cara melipatnya dengan tujuan agar bendera itu tidak terputar dan tidak terbalik saat dinaikan,"tandas Bernardus.
Kata Bernardus, karena bandera robek itu, saat amanat pembina ucapara, camat mengatakan bandera itu tidak layak dipakai. Karena itu, kepada semua siswa dan semua guru untuk jongkok.