News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mafia Sepak Bola

Pelacakan Match Fixing di Sepak Bola Indonesia Sebenarnya Bisa Terlacak Intelejen

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Komentator Sepak Bola, Tommy Welly saat menghadiri jumpa pers FIFA U-17 World Cup Chilie 2015 di Studio 4 Rajawali TV, Cawang, Jakarta, Rabu (30/9/2015). Rajawali Televisi (RTV) menjadi Official Broadcaster FIFA U-17 World Cup Chile 2015 akan menayangkan 63 pertandingan baik itu secara langsung (live) maupun tunda (delay). Selain itu Topas TV sebagai televisi berbayar juga akan menayangkan pertandingan tersebut. Super Ball/Feri Setiawan

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG-Pengamat sepakbola Tommy Welly menerangkan upaya pelacakan match fixing atau pengaturan pertandingan di sepakbola sebenarnya bisa terlacak.

Menurutnya, prinsip FIFA, AFC dan semua organisasi sepakbola, match fixing itu zero tolerance.

"UEFA, AFC dan FIFA punya partner dalam deteksi match-fixing, namanya Sport Radar. Sport-Radar Ini perusahaan yang fokusnya pada riset, pada pengamatan match-fixing. Dia pemantauannya pada rumah-rumah judi. Dia punya basis data intelijen yang kemudian disampaikan ke AFC, FIFA, untuk ditindaklanjuti kalau ada yang aneh-aneh," Tommy Welly saat dihubungi kembali dari Bandung, Jumat (29/3).

Sehari sebelumnya, ia menerangkan soal itu dalam diskusi Pembangunan Masa Depan Sepakbola Indonesia Bersama Satgas Antimafia Bola.

Kata Towel, Sport Radar mampu mendeteksi semua peristiwa-peristiwa dalam sebuah pertandingan sepakbola, termasuk melacak dugaan kemungkinan praktik curang.

Baca: Prabowo Sudah Sebut Nama-nama Calon Menteri, TKN: Pastikan Menang Pilpres Dulu

Baca: Duo Hers dan Manajernya Meninggal karena Kecelakaan Mobil saat Lakukan Tur di Amerika Serikat

"Nah Sport Radar menganalisis semua, ada intelijen, lalu memberikan sebuah data. Ini anyir ini pertandingan, ini wasit enggak bener nih, maka kemudian muncul eksekusi-eksekusi hukum sepakbola. Sanksi seumur hidup wasit ini, sanksi seumur hidup pelatih ini, itu terjadi. Di kita nggak ada," ujar dia.

‎Indonesia kata Towel, memiliki partner serupa yang dipakai AFC, FIFA atau Uefa. ‎Namun, sampai sejauh ini, itu tidak berguna. Malah, Satgas Antimafia Bola yang bisa mengungkap.

‎"Sekjen bilang punya Genio Sport, cukup dengan seperti itu? Sekarang saya tanya, apa rekomendasi atau hasil penyelidikan Genio Sport pada pertandingan-pertandingan Liga 1 atau Liga 2, misalnya seperti itu, kan enggak ada juga," ujar dia.

Menurutnya, PSSI sejak lama tidak punya itikad untuk memberantas pengaturan skor. Sehingga, praktik curang itu jadi perbuatan yang biasa dan membudaya.

"Sejak awal federasi kita enggak ada yang namanya upaya preventif terhadap isu match-fixing. Entah mau kerja sama dengan kepolisian secara sinergi. Harusnya dilakukan, polisi bekerja diam-diam, intelijen bekerja supaya bisa operasi tangkap tangan (OTT) juga misalnya begitu. Karena sudah terjadi pembiaran, terkondisikan," ujarnya.

Dilansir dari berbagai sumber, Sport Radar merupakan perusahaan berbasis di Swiss yang bekerja mengumpulkan data pertandingan. Mereka bekerja di 24 negara. Perusahaan ini menyediakan jasa sports integrity yang mampu mendeteksi match fixing. Selain itu, mereka juga menyajikan hasil pertandingan dan statistik.

Sebenarnya, pada 2018, PT Liga Indonesia Baru sudah menjalin kerjasama dengan Sports Radar. Saat itu, PT Liga Indonesia Baru dipimpin Risha Adi Wijaya. Hanya saja, meski sudah menggandeng Sport Radar, ‎pengaturan skor masih terjadi

Hal itu terungkap lewat Satgas Antimafia Bola yang sudah menetapkan total 16 tersangka dan menahan 7 orang.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini