News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Manggis Dari Watulimo Trenggalek Tembus Pasar Ekspor, Dikirim ke Tiongkok, Taiwan, Arab Saudi

Editor: Sugiyarto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu II Desa Dukuh, Sujono menunjukkan buah manggis yang baru dipetik dari kebun milik para petani, di wilayah hutan Perhutani desa setempat.

TRIBUNNEWS.COM, TRENGGALEK - Wisata jelajah hutan durian di Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo, kabupaten Trenggalek, memberikan pengalaman unik cara menikmati durian di tempat tumbuhnya.

Namun yang tak kalah menarik, pohon-pohon manggis juga tumbuh subur tidak jauh dari setiap pohon durian yang ada.

“Di mana ada pohon durian, di situ pohon manggis kami tanam. Kami masih terus kembangkan,” ujar Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu II Desa Dukuh, Sujono.

Desa Dukuh dan Desa Sawahan, Kecamatan Watulimo adalah dua desa yang dikenal penghasil durian terbaik di Trenggalek.

Setiap tahun buah berduri asal dua desa ini diburu para pedagang. Namun belakangan popularitas buah manggis terus meningkat.

Sujono mengungkapkan, selama ini durian hanya mempunyai pasar lokal. Durian terbaik sekalipun tidak pernah menembus pasar luar negeri. Sedangkan manggis sudah menembus pasar ekspor sejak 2004.

“Kalau sekarang di Watulimo sudah ada lima titik penyortiran buah manggis untuk ekspor. Kalau rintisannya sudah sejak 2004 silam,” sambung Sujono.

Buah manggis asal Kecamatan Watulimo telah dikirim ke berbagai negara, seperti Tiongkok, Taiwan dan Arab Saudi.

Manggis laris manis di luar negeri bukan hanya sebagai buah. Namun juga diambil kulitnya untuk obat.

Masih menurut Sujono, 39 anggota kelompoknya mempunyai sekitar 3.000 pohon manggis. Jumlah ini terus berkembang seiring tanaman baru yang terus ditambah.

Namun sejauh ini lima eksportir yang masuk ke Watulimo semuanya berasal dari luar Trenggalek.

“Mereka sudah lama menjalin kerjasama dengan para petani. Ke depan peluangnya semakin terbuka, karena akan dibuka pasar ke Uni Eropa,” ungkap Sujono.

Dalam masa panen, setiap malam Sujono dan kawan-kawan bisa menghasilkan manggis sebanyak 3 ton.

Padahal panen kali ini buruk dibanding tahun sebelumnya, karena gangguan cuaca. Jika cuaca mendukung, hasil panen bisa tiga kali lipat.

Masa panen ini berlangsung hingga satu bulan. Standar negara tujuan ekspor pun berbeda-beda.

Untuk Tiongkok dan Arab standarnya satu kilogram terdiri dari 12 hingga 16 buah, sedangkan Taiwan 6 hingga tujuh buah.

“Saingan sejauh ini hanya Thailand. Malaysia sebenarnya ada, tapi ukurannya 14 buah per kilogram,” tandas Sujono.

Plt Bupati Trenggalek, Muchammad Nur Arifin mengatakan, selama ini manggis selalu berdampingan dengan durian.

Saat panen durian, maka di saat yang sama petani juga panen buah manggis. Namun selama ini peluang ekspor ini memang diambil oleh pelaku lain dari luar wilayah.

Karena itu ke depan Pemkab Trenggalek akan menghitung kapasitas produksi manggis dari petani lokal.

Jika memang kapasitasnya masih masih belum mencukupi untuk ekspor, bisa dilakukan konsolidasi dengan kabupaten lain.

“Kami belum menghitung, apakah kapasitas produksi satu kabupaten (Trenggalek) bisa untuk ekspor,” ujar Gus Ipin, panggilan akrabnya.

Diakui Gus Ipin, pelung manggis sangat terbuka. Sebab banyak permintaan kulitnya untuk produk kosmetik. Gus Ipin juga akan konsolidasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Sebab Pemprov Jatim mempunyai perwakilan kantor dagang di luar negeri. Kantor dagang ini bisa dimanfaatkan untuk membuka pasar luar negeri setiap potensi lokal yang punya nilai tambah, termasuk manggis.

“Kalau memang memungkinkan kita ekspor langsung, bisa dijajaki lewat perwakilan kantor dagang Pemrov Jatim di luar negeri,” pungkas Gus Ipin.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Manggis Dari Watulimo Trenggalek Sudah Tembus Pasar Ekspor

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini