TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Tepat pukul 04.00 WIB, ponsel Budi Hartanto berhenti aktif.
Empat jam kemudian tubuhnya ditemukan di dalam koper tanpa kepala.
Saksi mata menemukan koper pukul 08.00 WIB, Rabu (3/4/2019), di pinggir sungai di bawah jembatan Karanggondang, Undanawu, Blitar.
Dua hari setelah kematiannya, penyidik Polda Jawa Timur menyempitkan kasus pembunuhan warga Kota Kediri ini pada motif asmara.
"Kami hilangkan motif perampokan atau ekonomi, kami masuk pada motif asmara," ujar Kabid Humas Polda Katim Kombes Frans Barung Mangera, Jumat (5/4/2019).
Setelah penyidik mendapatkan keterangan saksi bahwa korban memeliki kecenderungan seksual berbeda, yaitu penyuka sesama jenis.
"Nah inilah yang akan tim penyidik dalami berkaitan dengan orientasi seksual yang berbeda," sambung mantan Kabid Humas Polda Sulsel itu.
Baca: Diduga Ini Motif Pembunuhan Pria Tanpa Kepala yang Ditemukan di Dalam Koper
Polisi memperkirakan pelaku pembunuhan Budi Hartanto tidak sendiri, paling tidak dua orang.
Pelaku pun bukan orang jauh dan kuat dugaan adalah orang yang sangat mengenal korban, satu komunitas sosial.
Selama proses penyidikan berlansung, polisi sudah memeriksa 14 orang saksi dengan rincian tiga saksi dari Blitar dan 11 lainnya teman dekat korban.
"Tiga saksi dari Blitar itu yang menemukan jasad korban di lokasi," umbar Barung.
Kebanyakan teman-teman korban yang dimintai keterangan sebagai saksi adalah pria gemulai, sama seperti Budi Hartanto.
Sementara dua orang di luar 14 saksi diduga kuat pelakunya.
"Saat ini kami sedang mengejar dua orang itu," ungkap Barung pada Sabtu (6/4/2019).