Hipotesa polisi pelaku paling tidak ada dua orang karena tidak mungkin pelaku membunuh sekaligus membuang mayat ke pinggir kali seorang diri.
"Jadi bukan pelaku tunggal, artinya pembunuhan itu ada yang membantu atau memperlancar," sambung dia.
Baca: Penemuan Jenazah Dalam Koper, Polisi Duga Motif Asmara
Sebagai guru honorer, Budi Hartanto yang tinggal di Jalan Taman Melati, Tamansari, Kediri, ini mengajar kesenian dan tari.
Sekalipun dikenal pendiam, ia dicintai murid-murid dan rekan-rekan guru dan sosok yang dapat mencairkan suasana.
Sebelum tubuh Budi Hartanto dibuang di Blitar, ponsel korban yang dikuasai pelaku masih terdeteksi di Kediri.
"Ponsel korban menyala terakhir di suatu tempat di pukul 04.00 dini hari di wilayah Kediri. HP-nya (korban) masih dikuasai oleh seseorang," beber dia.
Kepala korban masih dicari
Sampai Sabtu, anggota Polres Blitar Kota masih menyisir mencari kepala Budi Hartanto di sekitar mayatnya ditemukan.
Proses penyisiran dipimpin langsung Kapolres Blitar Kota, AKBP Adewira Negara Siregar.
Kapolres bersama sejumlah anggota termasuk Kasat Reskrim, AKP Heri Sugiono dan Kapolsek Udanawu, AKP Wahyu Satrio Widodo, turun ke sungai.
Mereka menyisir aliran sungai, tak sekali dua mereka mengorek-orek tumpukan sampah di sungai.
Polisi hanya mendapati pampers, baju bekas, dan pembalut yang terbungkus plastik kresek, bukan potongan kepala korban.
"Kami menyisir kembali lokasi penemuan mayat dalam koper. Kami mencari bagian tubuh korban yang hilang. Tapi, belum membuahkan hasil," kata Kapolres Blitar Kota.
AKBP Adewira mengatakan pencarian bagian tubuh korban yang hilang masih difokuskan di sekitar lokasi penemuan jasad korban.