TRIBUNNEWS.COM, BANDARLAMPUNG - Bupati Lampung Selatan nonaktif Zainuddin Hasan, terdakwa korupsi fee proyek, ngamuk panitia penyelenggara pemilu di Lapas Rajabasa.
Penyebabnya, Zainuddin Hasan tak mendapatkan kertas suara saat hendak akan mencoblos.
Zainuddin Hasan menyemprot PPS Rajabasa Zahra Aulia hingga menangis.
"Saya tidak takut, saya boleh dituntut tinggi tapi jangan mainkan hak saya. Saya kecewa kepada KPU Lampung dan kenapa Bawaslu tidak memperhatikan ini," kata Zainuddin Hasan, Rabu (17/4/2019).
Dia menegaskan bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak memilih, namun penghuni Lapas Rajabasa masih banyak yang tidak mendapatkan kertas suara.
Baca: Ribut Setelah Dipaksa Celupkan Jari, Seorang Pemilih Sayat Leher Petugas KPPS
Baca: Alasan Jusuf Kalla Datang ke TPS Mengenakan Baju Putih
Zainuddin meluapkan kekesalannya dan tidak mempedulikan apapun penjelasan PPS Rajabasa Zahra Aulia sekalipun sambil menangis.
Setiap pernyataan Zainuddin mendapat dukungan berupa sorakan dan tepukan tangan dari penghuni lapas lainnya.
"Setiap yang sudah mendaftar bisa memilih jam berapapun kami terima pak," kata Zahra Aulia yang suaranya tersendat-sendat menahan tangis.
"Ah saya enggak perlu penjelasan Anda, yang saya tanya, jam berapa saya bisa memilih?" tanya Zainuddin.
"Setengah jam lagi surat suara datang pak," jawab Zahra.
"Oke saya tunggu!" tegasnya sambil meninggalkam TPS di Lapas Rajabasa.
Sebanyak 1.130 penghuni Lapas Rajabasa dan yang memiliki hak pilih 352 orang.
Pada pukul 10.00 WIB surat suara.
Penghuni lapas hanya bisa memberikan hak suara untuk pemilihan presiden saja.
Pencoblosan dilanjutkan setelah kelebihan surat suara dari TPS terdekat datang. (Eni Muslihah)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kehabisan Surat Suara, Bekas Bupati Lampung Selatan "Ngamuk" di Lapas Rajabasa