TRIBUNNEWS.COM, PEKALONGAN - Kediaman Candra Saputra (31) yang terletak di Desa Wonosari Kecamatan Siwalan Kabupaten Pekalongan terus didatangi warga.
Warga datang memberikan selamat atas perolehan suara yang didapat Candra, dalam gelaran Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 karena Candra mendapatkan suara terbanyak sementara di wilayah Kabupaten Pekalongan dengan jumlah 13.482 suara.
Meskipun mendapatkan suara terbanyak, namun perjuangan Candra terbilang berat.
Pasalnya ia sempat dililit hutang Rp 400 juta saat mengadu nasib dalam pencalonan anggota DPRD 2014 lalu.
Bahkan untuk melunasi hutang-hutangnya, ia hendak menjual ginjalnya karena sudah tak mampu melunasi tanggungan tersebut.
Namun nasib berkata lain, Candra menjadi pemuncak perolehan suara sementara di Kabupaten Pekalongan.
Ia berpotensi duduk di kursi DPRD mewakili Dapil III dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Baca: LAPAN Beberkan Fakta Sesungguhnya di Balik Fenomena Langit Malam Berbentuk Mata yang Sempat Viral
Kepada Tribunjateng.com, Candra menceritakan kenangan pahitnya saat mencoba keberuntungan di gelaran pesta demokrasi beberapa waktu silam.
"Benar saya memang pernah dililit hutang, sampai ingin menjual ginjal untuk melunasinya.
Saat itu sudah hampir putus asa, karena hampir satu pekan saya tinggal Jakarta, dan tidur di emperan serta masjid.
"Saya ke Jakarta untuk menjual ginjal untuk melunasi hutang yang saya gunakan untuk kampanye waktu itu," paparnya, Selasa (23/4/2019).
Diceritakan Candra, karena sudah putus ia berusaha menemui Menteri BUMN yaitu Dahlan Iskan untuk meminta bantuan
"Saya sudah kebingungan waktu itu, karena Dahlan Iskan bagi saya orang baik saya mencoba menemuinya, untuk meminta bantuan.
Alhamdulillah saya diberi bantuan untuk melunasi hutang-hutang saya oleh beliau, saya sangat beruntung dan bersyukur," katanya.
Dalam Pemilu 2019, Candra memberanikan diri untuk mengikuti kembali Pileg.
Ia mewakili Kecamatan Siwalan, Wonokerto, Wiradesa dan Tirto, Kabupaten Pekalongan.
Karena sudah merasakan asam garam dalam Pileg beberapa tahun lalu, kini Candra optimis bisa menjadi wakil rakyat dan mewakili kaum milenial.
"Saya kembali maju dalam Pileg dengan niatan untuk mengabdi kepada masyarakat Kabupaten Pekalongan dan khususnya Dapil III.
Dukungan dari istri dan keluarga terus menjadi motivasi.
Saya juga tidak menyangka bisa memperoleh suara sementara terbanyak," katanya Candra.
Diketahui, istri Candra, Shinanta Previta Anggraeni (28) juga ikut dalam Pileg dan mewakili Dapil II meliputi Kecamatan Kesesi, Sragi dan Bojong.
Sang istri Shinanta masuk kategori calon terpilih termuda dengan usianya ke 28 tahun di DPRD Kabupaten Pekalongan periode 2019-2024.
Dia mampu mendulang suara sementara mencapai 9.328 suara.
Baca: Saran JK Soal Caleg, Disebut Bisa Timbulkan Persaingan Tak Sehat Di Internal Partai
Atas suara yang didapat bersama sang istri, Candra mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan dan doa dari masyarakat Dapil II dan III yang telah ikut memberikan kepercayaan.
"Pileg 2014 lalu merupakan pengalaman terpahit terjun ke dunia politik, sampai saya berniat menjual ginjal untuk menutup hutang.
Namun tuhan berkata lain, saya diberi kesempatan karena dipertemukan orang baik.
Saya akan benar-benar memikul amanat rakyat jika diberikan kesempatan menjadi wakil rakyat nanti," ucapnya.
Candra Saputra sekarang terjun di bidang kontraktor, sedangkan sang istri bisnis batik, dari situ keduanya menyiapkan dana untuk kampanye.
Sementara itu sang ayah Kusnan, sangat mendukung langkah Candra untuk memperjuangkan nasib masyarakat dan terjun di dunia politik.
Sebab ia yakin anaknya melangkah dengan niatan ibadah dan mengabdi kepada masyarakat, bukan untuk kepentingan pribadi.
"Saya tidak melarang anak saya terjun dunia politik karena sudah memiliki niat untuk ibadah dan mengabdi bukan niatan yang lain," tambahnya.