Berdasarkan data yang tertera kapal tenggelam di lokasi 2.627 meter dari bibir Pantai Tigaras atau 4.238 meter dari Kabupaten Samosir.
Peresmian ini dibuka dengan doa kristen dan Islam dan musik tradisional Batak Toba.
Saat melakukan ziarah, penziarah juga diringi dengan lagu sedih.
Baca: Pasca-AHY Bertemu Jokowi, Prabowo Batal Jenguk Ani Yudhoyono hingga Reaksi PKS dan Gerindra
Bupati Simalungun JR Saragih mengatakan, monumen ini terbuka untuk umum.
Siapa pun boleh datang untuk ziarah dan menggelar acara secara Kristen atau Islam.
"Jadi siapa saja boleh datang. Siapa saja keluarga datang silakan. Nginap pun boleh.
Tapi bawa tikar. Buat acara juga boleh. Harapan kami jangan lagi meratap di Danau Toba.
Kalau di sini silakan," kata JR Saragih.
Kapal Arwah
Monumen Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba telah diresmikan, Kamis (2/5/2019).
Monumen yang mengeluarkan anggaran Rp 4 miliar setinggi sembilan meter dengan lebar 3,5 meter di Pelabuhan Tigaras membuat para keluarga korban banjir air mata.
Arsitek monumen Yori Antar menjelaskan monumen yang dibuat dari keramik dan baja ini memiliki tiga misi; monumen kesedihan, monumen peringatan, dan monumen landmark kawasan.
Yori mengungkapkan berbagai makna yang terkandung dari monumen tersebut.
Pria yang juga merancang Monumen Kapsul Waktu di Marauke ini menjelaskan kapal dengan warna transparan di puncak memiliki makna mengantarkan jiwa-jiwa ke tempat abadi.
Warna hitam yang terdapat di dinding memiliki makna duka cita.
Yori menyebut rangka kapal yang berada di puncak monumen sebagai Kapal Arwah.
"Ini sekadar menggambarkan siluet. Ini kita sebut kapal arwah mengantarkan jiwa-jiwa menuju ke tempat yang abadi. Makanya kami buat transparan. Kita lihat dari bawah seperti ada dan tiada. Nyaris enggak ada. Kalau malam nyala. Nyalanya transparan," ujarnya.