News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KM Sinar Bangun Karam di Danau Toba

Tangis Haru Keluarga Mewarnai Peresmian Monumen KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Keluarga korban menaburkan bunga di Monumen KM Sinar Bangun di Pelabauhan Tigaras Kabupaten Simalungun, Kamis (2/5/2019). TRIBUN MEDAN/TOMMY SIMATUPANG

Berdasarkan data yang tertera kapal tenggelam di lokasi 2.627 meter dari bibir Pantai Tigaras atau 4.238 meter dari Kabupaten Samosir.

Peresmian ini dibuka dengan doa kristen dan Islam dan musik tradisional Batak Toba.

Saat melakukan ziarah, penziarah juga diringi dengan lagu sedih.

Baca: Pasca-AHY Bertemu Jokowi, Prabowo Batal Jenguk Ani Yudhoyono hingga Reaksi PKS dan Gerindra

Bupati Simalungun JR Saragih mengatakan, monumen ini terbuka untuk umum.

Siapa pun boleh datang untuk ziarah dan menggelar acara secara Kristen atau Islam.

"Jadi siapa saja boleh datang. Siapa saja keluarga datang silakan. Nginap pun boleh.
Tapi bawa tikar. Buat acara juga boleh. Harapan kami jangan lagi meratap di Danau Toba.
Kalau di sini silakan," kata JR Saragih.

Monumen tragedi tenggelamnya KM Sinar Bangun di Pelabuhan Tigaras Kabupaten Simalungun, Kamis (2/5/2019). TRIBUN MEDAN/TOMMY S

Kapal Arwah
Monumen Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba telah diresmikan, Kamis (2/5/2019).

Monumen yang mengeluarkan anggaran Rp 4 miliar setinggi sembilan meter dengan lebar 3,5 meter di Pelabuhan Tigaras membuat para keluarga korban banjir air mata.

Arsitek monumen Yori Antar menjelaskan monumen yang dibuat dari keramik dan baja ini memiliki tiga misi; monumen kesedihan, monumen peringatan, dan monumen landmark kawasan.

Yori mengungkapkan berbagai makna yang terkandung dari monumen tersebut.

Pria yang juga merancang Monumen Kapsul Waktu di Marauke ini menjelaskan kapal dengan warna transparan di puncak memiliki makna mengantarkan jiwa-jiwa ke tempat abadi.

Warna hitam yang terdapat di dinding memiliki makna duka cita.

Yori menyebut rangka kapal yang berada di puncak monumen sebagai Kapal Arwah.

"Ini sekadar menggambarkan siluet. Ini kita sebut kapal arwah mengantarkan jiwa-jiwa menuju ke tempat yang abadi. Makanya kami buat transparan. Kita lihat dari bawah seperti ada dan tiada. Nyaris enggak ada. Kalau malam nyala. Nyalanya transparan," ujarnya.

Nenek memanjatkan doa untuk cucunya yang tenggelam di Monumen KM Sinar Bangun Pelabuhan Tigaras, Kamis (2/5/2019). TRIBUN MEDAN/TOMMY S
Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini