Laporan Wartawan Tribun Jabar, Tiah SM
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Mungkin banyak yang tak percaya menjadi anggota DPRD Kota Bandung hanya bermodalkan Rp 3 Juta.
Tapi itulah fakta yang dialami Yoel Yosaphat (32) yang terpilih menjadi wakil rakyat dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Nah, berikut ini fakta tentang perjuangan Yoel Yosaphat.
1. Bermodalkan Kartu Nama dan StikerĀ
"Saya hanya modal kartu nama dan stiker, tak mampu beli kaus karena tak ada sponsor. Uang hanya punya Rp 3 juta dicukup-cukupkan saja," ujar Yoel kepada Tribun Jabar, Kamis (8/05/2019)
Yoel Yosaphat yang bekerja di digital printing di Jalan Surapati, Kota Bandung itu membuat kartu nama dan stiker di tempatnya bekerja sehingga lebih murah.
2. Dapil yang Tergolong Berat
Ternyata Yoel Yosaphat terpilih dari Dapil 1 dan harus bersaing dengan anggota dewan petahana
Baca: Dikabarkan Terpilih Jadi Anggota Dewan, Ahmad Dhani Tulis Surat, Mulan Jameela Banjir Ucapan Selamat
3. Pertolongan Tuhan
Menurutnya, ia mampu lolos meraih kursi DPRD Kota Bandung karena pertolongan Tuhan dan doa ibunya.
4. Berjanji Bantu Masyarakat Miskin
"Saya sudah tak punya bapak, saya tertarik politik karena ingin menolong anak anak yang putus sekolah dan warga miskin yang sulit berobat, " ujar Yoel Yosaphat.
Sebagai di digital printing, ia tidak mampu untuk membantu warga miskin. Namun jika sudah duduk di kursi dewan, itu bisa diperjuangkannya.
Modal Patungan Rp 11 Juta
Sementara Christian Julianto Budiman (26) mengaku untuk pencalegan ini ia bermodalkan Rp 11 juta sumbangan dari rekannya.
Uang itu untuk atribut kampanye, salah satunya kaus.
Namun saat blusukan door to door ke rumah warga banyak yang tidak membukakan pintunya karena dikira penjual abate pembasmi nyamuk.
Baca: Pertempuran Dapil Neraka: Fadli Zon Menang Telak dari Adian Napitupulu, Anak Ketum Golkar Tersingkir
Saat daftar ke KPU dan berada di Dapil 6 petugas KPU mengatakan, "De tidak akan terpilih di Dapil 6 banyak tokoh dan senior anggota dewan," ujar Christian, menirukan ucapan petugas KPU.
Christian bekerja sebagai pengelola kantin di sekolah Internasional.
Meski dibilang tak akan terpilih, ia tetap berusaha menyakinkan warga bahwa tidak akan korupsi dan memperjuangkan aspirasi.