TRIBUNNEWS.COM -- Presiden RI Joko Widodo serius. Pemindahan ibu kota baru Republik Indonesia dinilainya mendesak.
Jokowi berkaca pada visi yang muncul sejak era Bung Karno dan kerap didengungkan lagi setiap pemerintahan setelahnya.
"Intinya kita akan ingin melihat visi ke depan kita seperti apa dan yang paling penting Indonesia sebagai negara besar, kita ingin memiliki juga pusat pemerintahan yang terpisah dengan pusat ekonomi, bisnis, perdagangan, (dan) jasa.
Ya ini, kita ingin menapak ke depan sebagai sebuah negara maju,” kata Jokowi seperti dilansir dari laman Sekretariat Kabinet Republik Indonesia, Selasa (7/5/2019).
Jokowi pun menjajal perjalanan ke sejumlah tempat yang disebut-sebut sebagai calon lokasi ibu kota baru untuk melakukan tinjauan awal kelayakan calon ibu kota.
Baca: Setelah April, Ekonom Perkirakan Penurunan Cadangan Devisa Kembali Terjadi di Bulan Mei
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Jumat 10 Mei 2019 Besok, Hujan Petir di Tarakan, Hujan Lebat di Medan
Baca: Pemerintah Perlu Atur Tarif Promo Ojek Online Untuk Hindari Perang Harga
Rencananya, ada tiga tempat. Ketiga tempat ini, menurut Jokowi, sudah melalui kajian oleh pemerintah selama 1,5 tahun.
Bukit Soeharto, Kaltim
Kemarin, Selasa (7/5/2019), Jokowi meninjau kawasan Bukit Soeharto di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
Dalam kunjungan ini, Jokowi menjelajah kawasan Bukit Soeharto sambil mendengar paparan dari Wakil Gubernur Kalimantan Timur Hadi Mulyadi dan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kaltim Zairin Zain.
"Memang ada beberapa lokasi yang sudah kira-kira 1,5 tahun ini dikaji yang salah satunya adalah di Kalimantan Timur yang kurang dan lebih kita datangi siang hari ini," ujar Presiden.
Ada sejumlah keunggulan kawasan Bukit Soeharto yang menjadi alasan pemerintah menilai kawasan ini cocok untuk calon lokasi ibu kota baru, yang terutama soal kelengkapan infrastruktur pendukung yang telah tersedia di sekitar kawasan tersebut.
Bukit Soeharto atau juga populer dengan nama Taman Hutan Raya Bukit Soeharto di Kalimantan Timur memiliki luas 61.850 hektar.
Lokasi taman hutan rakyat ini berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara.
Baca: Kata Egy Maulana Vikri soal Peluang Juara Liga Polandia dan Rencana Lebaran di Indonesia
Baca: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota Jumat 10 Mei 2019 Besok, Hujan Petir di Tarakan, Hujan Lebat di Medan
Baca: Pemerintah Perlu Atur Tarif Promo Ojek Online Untuk Hindari Perang Harga
Kawasan ini terdiri dari kawasan hutan lindung dan kawasan safari dengan luas 19.865 hektar, taman wisata 4.400 hektar, hutan pendidikan 1.500 hektar, Hutan Penelitian Pusat Rehabilitasi Hutan Tropis Unmul 22.183 hektar, Wanariset Samboja 3,504 hektar, dan area perkemahan Pramuka 2.700 hektar.