News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Pembunuhan Kasir Minimarket, Misteri Telepon Masuk ke Ponsel Korban Sebelum Hilang

Editor: Sanusi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penginapan lokasi pembunuhan dengan cara mutilasi terhadap korban Vera Oktaria

Ia sempat bertemu Vera terakhir kali sebelum dinyatakan hilang.

"Saat terakhir ketemu saya shift sore sedangkan Vera shift pagi. Jadi kami sempat ketemu, dia juga biasanya kalau pulang kerja naik motor sendiri," ujar Arina.

Pada Selasa (7/5/2019) malam itu, kegelisahan Vera sempat tertangkap pandangan mata rekannya, Dwi.

Vera Oktaria Dimutilasi di Sungai Lilin, Tersangka Menguat Pada Sang Pacar Prada DP, Ini Buktinya (Istimewa)

Ia mendengar kurang lebih 10 kali ponsel Vera berdering. Vera sempat mengangkat dan tak menggubris keinginan orang yang meneleponnya.

"Korban mengangkat telepon dan berkata, 'tidak bisa, tidak bisa.' Namun masih saja terdengar bunyi handphonenya hingga dia pulang bekerja," ujar Dwi.

Vera pamit pulang pukul 23.30 WIB.

Satu jam kemudian, keluarga Vera termasuk ibunya, Suhartini, datang ke toko dan menanyakan keberadaannya karena belum juga pulang ke rumah.

Arina sempat berjumpa Suhartini malam itu. Rekan-rekan karyawan Indomaret menjelaskan Vera sudah pulang, tapi sampai besok ia tidak masuk bekerja dan kembali ke rumah.

"Kami tidak menyangka bahwa korban mutilasi itu Vera, kami sendiri dapat info dari media sosial dan pesan whatsApp berantai," ujar Arina.

Potongan tangan di kasur sobek

Pengakuan Suhartini soal wajah Vera tak jelas diakui Kapolres Musi Banyuasin AKBP Andes Purwani.

Muncul dugaan wajah hitam korban diduga akibat benturan keras.

"Diduga ia disiksa dulu, setelah meninggal jenazahnya dengan tangan sampai siku yang sudah dipotong dimasukkan ke dalam kasur yang disobek." ujar Andes, Minggu (12/5/2019).

Penginapan Sahabat Mulya, kamar 06, ditemukan jenazah perempuan dalam kondisi termutilasi, Jumat (10/5/2019). (Tribun Sumsel)

Prada DP diduga kuat pembunuh Vera karena ada jejak sidik jarinya.

Keterlibatan Prada DP diperkuat setelah polisi meminta keterangan enam orang saksi seperti pemilik penginapan.

Selain itu, polisi sudah mendapat kepastian pria yang membawa tas koper saat menginap lalu menyewa kamar 06 adalah Prada DP.

Tas koper yang ada di kamar 06 tersebut baru dibeli Prada DP.

Penjual koper mengkonfirmasi wajah pembelinya sama dengan foto yang ditunjukkan oleh polisi berdasar KTP elektronik dan foto lain.

Polisi menduga jenazah Vera akan dibakar pelaku karena di lokasi ada minyak tanah, obat nyamuk dan korek api.

Pentol korek ditempelkan di obat nyamuk, diduga sebagai timer.

Ketika kamar sudah ditinggal dengan sendirinya pentol korek akan terbakar dan menyulut tempat tidur lalu membakar jenazah Vera.

Dengan terbakarnya kamar, pelaku berharap jejak mereka akan hilang.

"Ternyata obat nyamuknya padam. Sehingga tidak sempat membakar pentol korek api yang menjadi pemicu api untuk membakar tempat tidur," ungkap dia.

Prada DP tak rela Vera memutuskannya

Sehari-hari Vera dikenal sebagai anak yang pendiam, tidak banyak tingkah, dan selalu menaruh hormat kepada orang yang lebih tua darinya.

Suhartini mengakui putrinya sudah tak berpacaran lagi dengan Prada DP karena sikapnya kasar dan temperamental.

"Tapi kalau enggak salah enggak lama ini mereka sudah putus," ungkap Suhartini.

Sebelum hilang dan ditemukan tewas, Vera pernah menceritakan ketakutan dan perbuatan kasar Prada DP.

Rumah Vera dan Prada DP berjarak 150 meter hanya beda lorong. DP tinggal di Lorong Taman Bacaan RT 6 RW 03.

"Aku enggak lagi pacaran dengan dia, dia galak, mukul. Aku merasa aman di rumah saja daripada jalan sama dia," kata Vera seperti ditirukan Suhartini.

Dari teman Vera, Suhartini baru tahu anak gadisnya pernah diancam akan dibunuh Prada DP jika berhubungan dan berpacaran dengan pria lain.

"Daripada dia jatuh ke cowok lain lebih baik kubunuh. Itu diomonginya ke kawan-kawan Vera," jelas Suhartini.

Prada DP baru dilantik dan kini sedang bertugas di Baturaja. Kini ia diburu petugas Sub Denpom II/4-4 Baturaja.

Ia meninggalkan Dandodik Latpur tanpa izin dan diduga terlibat memutilasi Vera.

“Belum tertangkap, kita masih memburu DP,” ujar Komandan Subdenpom II/4-4 Baturaja, Kapten CPM Gatot Udiyono yang dikonfirmasi, Minggu (12/5/2019).

Tempo hari, diakui Suhartini, Vera pernah ditelepon oleh Komandan tempat Prada DP bertugas.

Sang komandan mengira nomor tersebut milik Prada DP.

Dari penjelasan sang komandan diketahui, Prada DP sudah beberapa hari tak masuk dinas.

(Tribun Sumsel/Sripoku.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini