News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bom di Surabaya

Peringatan Setahun Bom Surabaya: Ipda Rahmat Maafkan Pelaku Meski Kini Matanya Tak Bisa Melihat Lagi

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga dari lintas agama berdoa dengan menyalakan lilin pada peringatan setahun bom gereja di pelataran Gereja Santa Maria Tak Bercela (SMTB), Kota Surabaya, Senin (13/5/2019) malam. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ

Dia pun berpesan kepada masyarakat bila ada yang mencurigakan untuk segera melapor ke pihak berwajib.

"Tetap waspada di lingkungan masing-masing biar kejadian itu tidak terjadi lagi. Saya maafkan. Biar yang Maha Kuasa yang mengadili," kata Ipda Rahmat Nurhadi.

Peringatan peristiwa bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya pada Minggu 13 Mei 2018, diawali dengan peluncuruan buku ‘13 Mei 2018’ di teras perpustakaan Gereja SMTB.

Baca: Kasus Meninggalnya Bayi Elora, Pemilik dan Pengasuh TPA Princess Jadi Tersangka

"Buku ini lahir dari kegelisahan dan pertayaan, sikap dan tindakan apa yang paling tepat? Mengenang atau melupakan?” jelas Bagus Haryono, salah satu penulis ‘13 Mei 2018’.

Buku ‘Merawat Ingatan Merajut Kemanusiaan’ merupakan kumpulan refleksi, narasi dan cerita seputar serangan bom yang terjadi setahun silam.

Penulis pun sangat beragam, mulai refleksi korban yang terkena dampak langsung, serta warga Indonesia dan luar negeri dalam mengungkapkan solidaritas dan pengalaman terkait peristiwa itu.

Anak Pelaku Bom Surabaya-Sidoarjo Cerita Prestasi (capture video)

Setelah peluncuran buku tentang peristiwa peledakan bom Surabaya, acara dilanjutkan dengan diskusi.

Seiring dengan refleksi peristiwa 13 Mei 2018, Gereja SMTB juga menggelar misa dengan makna berbeda.

Hal ini disampaikan langsung Deograsias Yosep, pengurus Gereja SMTB Ngagel.

Baca: UPDATE Hasil Akhir Pilpres 2019 Hitung Resmi KPU, Jokowi Unggul di 16 Provinsi, Prabowo 8 Provinsi

"Berbeda dari tahun sebelumnya, misa kudus kali ini difokuskan untuk memberikan makna yang mendalam pada peristiwa tersebut (peristiwa bom Surabaya) dengan pemanjatan doa pada korban," ungkapnya.

Deograsias mengatakan, Mei merupakan bulan Maria bagi umat Katolik, yang memiliki makna untuk memperingati peristiwa tersebut kepada Maria dengan wujud doa.

"Hal ini dilakukan sebagai cara untuk mengenang dan memberikan kekuatan bagi keluarga korban pada peristiwa 13 Mei tersebut," tambahnya.

Selain sebagai bentuk peringatan khusus mengenang satu tahun peristiwa bom Surabaya, kegiatan bersama lintas agama pun dilakukan.

Ada lima kegiatan yang dilaksanakan dalam peringatan tersebut.

Diawali dengan pre launching dan diskusi buku ‘13 Mei 2018’, acara dilanjutkan dengan buka puasa bagi undangan yang beragama Islam.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini