Pasalnya, sampai saat ini tak ada pemberitahuan resmi dari pihak berwenang.
"Saya telepon mas AH tetapi tidak bisa. Istrinya juga tidak tahu, dan hanya bilang perginya subuh, sampai sore tidak pulang-pulang. Keluarga pun kaget kok sampai ditangkap, itu ada apa," katanya.
Sepengetahuan MS, anaknya bekerja di Semarang, Jawa Tengah, sebagai juru servis handphone.
Katanya, AH kerap membawa pulang banyak handphone rusak ke rumah, lalu memperbaikinya.
AH sendiri sudah menikah dengan M, istrinya yang berasal dari Karanganyar, dan telah memiliki satu anak yang masih berusia balita.
Terakhir, MS berkomunikasi dengan AH adalah tiga hari yang lalu.
Saat itu, anaknya bilang akan berlebaran ke Kaliangkrik terlebih dahulu, sebelum mudik ke Karanganyar.
"Pemilu kemarin itu ya sempat nyoblos kemarin. Saya sering berkomunikasi dengan dia. Tapi tiga hari terakhir, ia telpon bilang lebaran mau kesini, atau ke Karanganyar."
"Setau saya, AH kerjanya di Semarang, servis hp karena ia sering membawa hape rusak terus diperbaiki. Kupikir kerjanya di situ. Istrinya, M, kerja di Pondok tahfidz, di Godong. Menikah baru dua tahun ini dan dikaruniai putra satu orang. Anaknya masih balita," kata MS.
MS menceritakan, AH dulu pernah belajar di Pondok Pesantren di Cirebon. Kemudian kembali dan bertolak ke Semarang.
Katanya, kuliah, tetapi MS tak mengetahui pasti anaknya berkuliah di mana.
Kemudian bekerja di Semarang, sampai ada berita dia ditangkap di Grobogan.
MS pun berharap adanya kejelasan informasi dari pihak berwenang terkait nasib anaknya.
Ia percaya anaknya lugu dan tak bersalah.