News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Anak Tukang Angkut Sampah Berhasil Tembus Fakultas Kehutanan UGM Tanpa Tes

Editor: Yudie Thirzano
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Inspiratif, Kisah Alyza, Anak Tukang Sampah Diterima Kuliah di UGM

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Alyza Firdaus Nabila menjadi calon mahasiswa Universitas Gadja Mada (UGM) yang bisa menginspirasi orang banyak di tengah suasana penerimaan mahasiswa baru tahun ini.

Tahun ini Alyza Firdaus Nabila diterima kuliah di Fakultas Kehutanan UGM
tanpa tes melalui jalur SNMPTN Undangan.

Kisah Alyza Firdaus Nabila ini diangkat oleh Tim Humas UGM di situs resmi kampus itu dalam artikel berjudul Anak Tukang Angkut Sampah Berhasil Kuliah di UGM.

Baca: Ananda Hafidh Rifai, Peraih Nilai UN Sempurna di Solo Diterima Kuliah di UGM

Baca: Benny dan Siti, Kisah Pasangan Suami Istri Lulusan SD yang Dampingi Anak S2 di UGM dan Amerika

Sang ayah, Jumari (58), tak bisa menyembunyikan rasa bangga dan syukurnya bahwa putrinya bisa menembus proses seleksi untuk masuk satu di antara perguruan tinggi favorit di negeri ini.

Anak Tukang Angkut Sampah Berhasil Kuliah di UGM (https://ugm.ac.id)

Menurut rilis resmi Humas UGM, ayahanda Alya itu sehari-hari mencari nafkah dari pekerjaan sebagai tukang angkut sampah di Yogyakarta.

Setiap dua hari sekali Jumari berkeliling mengambil sampah ke rumah rumah penduduk di wilayah Piyungan.

Dari mengangkut sampah inilah asap dapur keluarganya bisa terus mengepul.

Dia telah melakoni pekerjaan itu selama 13 tahun terakhir.

Sebelumnya, dia sempat menjadi sopir panggilan, namun dia terpaksa beralih profesi karena usia sudah tidak memungkinkannya untuk menjalani pekerjaan itu.

Namun, siapa sangka anak bungsunya berhasil masuk kuliah di Fakultas Kehutanan UGM. Putrinya yang bernama Alyza Firdaus Nabila diterima kuliah di UGM tanpa tes melalui jalur SNMPTN Undangan.

“Sangat bangga dan bersyukur, anak kami lyza bisa diterima kuliah di UGM. Ini menjadi kebahagiaan tertinggi bagi keluarga kami,” ucapnya sembari menahan haru.

Setiap hari Jumari harus berjalan mengambil kantong-kantong yang berisi sampah rumah tangga dari satu rumah ke rumah lain.

Kantong-kantong sampah itu lalu dimasukkannya ke dalam mobil pick-up yang sudah terlihat usang.
Dengan mobil sewaan tersebut dia dan putra sulungnya mengangkut sampah yang terkumpul dari rumah-rumah penduduk untuk diantarkan ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Yogyakarta.

Dalam cerita yang disampaikan kepada tim Humas UGM menulis, bulir-bulir air mata terlihat menetes membasahi pipi Jumari saat dia bercerita tentang perjuangan keluarganya dalam membesarkan anak,

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini