TRIBUNNEWS.COM, KOTABARU - Baru-baru ini, Pulau Matasirih Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru Kalsel dilanda musibah tanah longsor.
Bahkan dalam musibah tanah longsor tersebut, seorang ibu dan bayinya ikut menjadi korban.
Sebab saat tanah longsor, ikut menyeret dan menimbun dua korban tersebut sehingga harus dilakukan pencarian selama beberapa hari hingga akhirnya bisa ditemukan.
Kepala BPBD Kotabaru H Rusian Ahmadijaya sudah mewanti-wanti bagi masyarakat terkait keadaan di pulau tersebut.
Sebab, daerahnya begitu rawan karena kontur tanahnya yang banyak bebatuan.
Baca: Pertemuannya dengan Jokowi Berbuntut Panjang, Bupati Klungkung Didepak dari Grup WA Gerindra Bali
"Dalam peristiwa longsor kemarin, ada 13 titik yang ditemukan dari dua desa yaitu Teluk Sungai dan Labuan Barat," kata Rusian Ahmadijaya.
Sebab itu, jajaran BPBD Kotabaru sudah mengkategorikan sebagai wilayah yang sangat rawan bencana.
Sebab, longsor tidak hanya terjadi sekali bahkan kabarnya sudah bekali-kali meski tidak separah yang terjadi baru-baru ini.
"Wilayahnya sangat rawan, makanya perlu ada pemindahan tempat bila warga mau, " katanya.
Blank Sport
Pulau Matasirih, Kecamatan Pulau Sembilan, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan, merupakan daerah yang jauh dari jangkauan listrik.
Belum ada jaringan listrik di wilayah tersebut. Sehingga warga masih manual dan bagi yang mampu bisa memiliki genset untuk menerangi rumahnya.
Di Pulau Matasirih ini sebenarnya ada dua desa yakni Desa Teluk Sungai dan Labuam Barat.
Baca: Aksi 22 Mei, TNI/Polri Tak Akan Dibekali Senjata Api dan Peluru Tajam
Kedua desa ini juga berdampingan, namun kadang-kadang mereka harus mencari tempat perlindungan saat musim barat telah tiba ke teluk sungai yang ada.
Kedua desa ini bahkan bisa dikatakan satu pulau ini adalah area blank spot.
Sehingga bila memiliki telepon atau smartphone tidak akan bisa digunakan di pulau tersebut.
"Jadi pulau kami ini, memang tidak ada sinyal sama sekali. Warga banyak memiliki HP canggih atau android tapi tak bisa digunakan untuk internet atau teleponan. Kami hanya bisa memakainya untuk mendengarkan musik atau foto-foto," kata Abdul Latif. (Banjarmasinpost.co.id/man hidayat)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Pulau Matasirih Jadi Wilayah Rawan Longsor, BPBD Temukan 13 Titik Rawan Longsor di Dua Desa