"Waktu setelah Magrib itu, terjadi error sepertu gojlag. Ada masuk dan keluar (pesan) sehingga saya matikan HP. Di situ terjadi kiriman pesan dari saya," tambahnya.
Ia pun menyebut banyak informasi hoaks yang tersebar di grup yang diikutinya.
Pesan yang dikirimkannya pun terkait ancaman bom di Jakarta tak diketahui olehnya.
"Saya bukan yang buat pesannya. Jakartanya (ancaman bom) juga tidak tahu," ujarnya.
AS pun memohon maaf karena pesan yang meresahkan masyarakat itu terkirim bukan atas kehendaknya.
Ia juga memohon maaf karena telah menjatuhkan profesi guru dengan perbuatannya.