"Khusus untuk jalan Mataram kalau mau searah harus menghilangkan dividernya. Apakah konsep sama dengan rencana tahun lalu, masih akan dibahas lagi," urainya.
Paryadi (28), salah satu kusir andong di kawasan Malioboro yang mengharapkan pengalihan arus lalu lintas ini bisa menambah ketertiban di kawasan tersebut.
Apalagi, jika benar diterapkan kebijakan ini akan memudahkan pejalan kaki dan kendaraan tak bermesin.
"Saya senang dengan kebijakan ini dan ini langkah pemerintah untuk menyelamatkan pejalan kaki dan lalu lintas tidak semrawut," ujar warga Pundong, Bantul ini.
Joko Pranoto, salah satu tukang becak menyambut baik rencana pemerintah untuk menata Malioboro.
Termasuk rencana uji coba pengalihan arus lalu lintas ini bisa menjadi peluang untuk becak kayuh dan andong.
Menurut Joko, selama ini becak kayuh dan andong memang kalah dengan transportasi lain yang menggunakan mesin.
Banyak wisatawan yang lebih memilih kendaraan bermesin daripada menumpang becak kayuh di sepanjang Malioboro.
"Harapannya, (pengalihan lalu lintas) lebih menguntungkan becak kayuh dan andong," kata Joko.
Saat ini, dia tidak memungkiri pesaing ini berasal dari ojek online, becak motor hingga taksi online.
Namun, dengan adanya kebijakan tersebut, maka diharapkan semakin memperbaiki perekonomian mereka. (Tribunjogja.com/Agung Ismianto)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Tak Lama Lagi Malioboro Yogyakarta Steril Kendaraan Bermotor, Cuma Becak, Andong dan Pejalan Kaki