Si pengusaha rajin bersedekah.
Namun, karena begitu cinta kepada harta, ia ingin membawanya hingga meninggal.
Sehingga, hartanya disumbangkan kepada masjid, anak yatim, madrasah, pesantren, dan orang-orang yang membutuhkan.
Berikut isi secarik surat kemanusiaan dari warga Tapaktuan, Aceh Selatan:
Assalamu’alaikum wr.wb
Selamat datang saudaraku dari negeri para Nabi.
Kisah Haji Usman, pengusaha batik di Yogyakarta menginspirasi saya.
Saat seseorang bertanya padanya bagaimana ia begitu mudah menginfakkan hartanya, begitu ringan dalam bersedekah, tidak cinta pada harta?
Ia menjawab “saking cintanya dan sayangnya saya sama harta, sampai-sampai saya tidak rela meninggalkan harta saya di dunia ini, saya tak mau berpisah dengannya meskipun saya mati. Makanya, saya titip pada mesjid, pada anak yatim, ada madrasah, pada pesantren, pada pejuang dakwah, dan pada mereka yang membutuhkan.
Karena itu, saya ingin menitipkan emas ini (mahar dari suami tercinta) untuk keperluan saudara-saudaraku di Palestina sana.
Silakan jika ingin ditukarkan dalam bentuk uang.
Sampaikan salam saya kepada saudara-saudara di Palestina.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Surat Kemanusiaan Warga Aceh Selatan: Mahar dari Suami Tercinta Saya Berikan untuk Palestina