Masyarakat diharapkan menjaga sopan santun ketika berada maupun melintas sungai ataupun rawa yang ada di Sungai Lakar tersebut.
"Saat ini banyak pendatang baru di Teluk lanus. Masyarakat lokal masih meyakini harus diikuti pantang larang yang ada di kampung itu," kata dia.
Baca: Karya Dul Jaelani Sering Ditolak Label Rekaman, Ini Rencananya
Ia meminta pendatang baru di Teluk Lanus untuk menemui penghulu setempat terlebih dahulu.
Kebiasaan adat setempat, pendatang baru harus menjaga sopan santun dan tidak bicara sembarangan.
Kampung Teluk Lanus merupakan kampung terluar di kecamatan Sungai Apit.
Menuju ke sana, harus naik kapal laut dari pelabuhan Tanjung Buton.
Perjalanan kapal kayu dari Buton menuju Teluk Lanus bisa memakan waktu sampai 5 jam.
Akses jalan darat belum sampai ke daerah itu.
Masih terbentang hutan lebat berawa dari ujung kampung Penyengat Singai Apit menuju kampung Teluk Lanus.
Kampung Teluk Lanus bukanlah pulau yang terpisah dari daratan Sumatra.
Sebelumnya, seorang warga Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Siak hilang saat memancing di Sungai Lakar, kampung itu. Berita hilangnya warga bernama Wartoyo (37) itu sejak Selasa (18/6/2019) malam, hingga Rabu ini telah menyebar di seluruh kampung di kecamatan itu.
Bahkan warga menduga Wartoyo diterkam buaya saat memancing di sungai itu. Sebab, sungai tempat Wartoyo memancing memang terkenal sebagai habitat buaya.
Baca: Dul Jelani Ingin Punya Adik, Al Ghazali Tak Masalah Bila Maia Estianty Hamil
Camat Sungai Apit, Wahyudi saat dikonfirmasi membenarkan adanya warga Teluk Lanus yang belum ditemukan hingga Rabu sore. Warga setempat sudah mencari sejak Wartoyo tidak lagi pulang ke rumah.
"Masyarakat Teluk Lanus masih mencari Wartoyo hingga sekarang," kata Wahyudi, Rabu (19/6/2019).
Ia menceritakan, awalnya Wartoyo meminta izin kepada istrinya untuk pergi memancing ikan di sungai Lakar.