TRIBUNNEWS.COM- Penyerang sopir bus dalam kecelakaan maut di Tol Cipali, Amsor (29), telah menjalani pemeriksaan psikologis.
Hasil pemeriksaan menunjukkan penyerang sopir bus Safari tersebut mengalami gangguan kejiwaan.
Pihak kepolisian juga telah melakukan reka adegan untuk mengurai kronologi kecelakaannya.
Amsor menjalani tes psikologis seusai dipindah ke ruang rawat inap.
Sebelumnya pria yang berprofesi sebagai sekuriti tersebut sempat menjalani perawatan intensif di ruang ICU akibat luka serius yang dialaminya.
Tersangka kecelakaan maut Tol Cipali yang mengakibatkan 12 orang meninggal ini diduga mengalami gangguan kejiwaan.
Baca: Posel Milik Sopir Bus yang Terlibat Kecelakaan Maut di Tol Cipali Ditemukan, Isinya Akan Diselidiki
Baca: Kecelakaan Maut Tol Cipali: Kondisi Psikologis Penyerang Sopir hingga Ada Jejak Pengereman Mendadak
Hal ini disampaikan oleh Kapolres Majalengka AKBP Mariyono.
Amsor diduga mengalami gangguan kejiwaan yang membuatnya secara spontan merebut kendali sopir.
"Hasil tim psikologis menyampaikan Amsor mengalami gangguan kejiwaan tertentu," ujar AKBP Mariyono di kantor Satreskrim Polres Majalengka saat konferensi pers, Jumat (21/6/2019) dikutip dari Tribun Jabar.
Gangguan kejiwaan ini, dijelaskan AKBP Mariyono, mengarah pada gangguan neorotik, psikotik, dan paranoid.
Hasil diagnosa tim psikologi terungkap bahwa Amsor memiliki gangguaan kecemasan seolah-olah dirinya tengah diikuti dan diawasi seseorang.
"Yang bersangkutan mengalami indikasi memiliki gangguan kejiwaan yang mengarah kepada gangguan kejiwaan Neorotik, Psikotik dan Paranoid sehingga perlu dilakukan tindak lanjut oleh saksi ahli," katanya.
Mengutip dari sumber yang sama, kondisi yang dialami oleh Amsor membuatnya merasa seolah-olah sopir bus menerima panggilan telepon.
Amsor merasa panggilan tersebut membicarakan rencana pembunuhan terhadap dirinya.
Amsor merupakan seorang sekuriti di Gandaria Tower Jakarta.
Diberitakan sebelumnya, Amsor merasa tak tenang karena ada rekan kerja yang tidak menyukainya.
Baca: Perubahan Sifat Pelaku Penyebab Kecelakaan Tol Cipali, Tetangga Sebut Amsor Jadi Pendiam
Baca: Telkomsel Benarkan Kabar Meninggalnya Dewan Komisaris di Namibia Akibat Kecelakaan
Bahkan, Amsor menaiki bus Safari tersebut karena ingin pulang kampung dan berkumpul lagi bersama keluarganya.
Amsor berangkat dari terminal Kampung Rambutan.
Saat tiba di Terminal Pulp Gebang, Amsor pindah tempat duduk.
Ia duduk di belakang sopir dan kondektur.
Saat itu, sopir bus safari tenggah menelpon seseorang.
Dari percakapan tersebut, Amsor merasa ia akan dibunuh.
Kecurigaan Amsor bertambah saat sang sopir kondektur meliriknya padahal keduanya tak saling mengenal.
"Waktu duduk di antara sopir dan kondektur, tersangka mendengar sopir berbicara 'tak pateni neng aku' (aku bunuh kamu) dan kondektur melirik ke Amsor (padahal tidak saling mengenal)," ucap AKBP Mariyono.
Hal ini membuat Amsor langsung menyerang sopir dengan merebut paksa kemudi bus.
Amsor berusaha untuk menginjak rem.
Keadaan tersebut membuat keduanya saling berebut kemudi.
Sementara kondektur hanya dapat meraih pundak Amsor yang tengah berebut kemudi dengan sopir.
Kejadian ini membuat bus hilang kendali dan menyeberang ke arah berlawanan hingga terjadi tabrakan beruntun.
Atas musibah tersebut, sebanyak 12 orang menjadi korban tewas.
Sementara itu, terdapat 37 orang mengalami luka-luka.
Baca: Tanggapan Kakak Amsor, Tak Menyangka Adiknya Sampai Rebut Kemudi Sopir Bus di Kecelakaan Tol Cipali
Baca: Kisah Pilu Rafi, Korban Tewas Xpander dalam Kecelakaan Tol Cipali, Liburan karena Iming-iming Hadiah
Kecelakaan beruntun ini melibatkan bus Safari dengan nomor polisi H-1469-CB, Mitsubishi Xpander bernomor polisi B-8137-PI, Toyota Inova bernomor polisi B-168-DIL.
Dari total 12 korban meninggal, sebanyak enam orang penumpang dalam kendaraan Mitsubishi Xpander dinyatakan meninggal dunia.
Tiga orang penumpang mobil Innova juga menjadi korban tewas.
Sementara tiga lainnya yakni penumpang bus Safari termasuk sopir bus.
(Tribunnews.com/Miftah)