TRIBUNNEWS.COM, TERNATE - Muhammad Rafdi Marajabessy anak Wakil Wali Kota Tidore Muhammad Sinen menjadi sorotan.
Meskipun sang ayah menduduki sebuah jabatan di pemerintahan, Rafdi Marajabessy, tidak risi menjadi seorang kuli bangunan.
Baca: Menyamar jadi PSK untuk Bongkar Kasus, Dua Polwan Ini Kaget saat Tahu Siapa Bosnya
Muhammad Sinen selaku ayah pun merasa bangga dengan Muhammad Rafdi Marajabessy.
“Secara pribadi, saya sangat bangga dengan apa yang dilakukan Rafdi,” ujar Sinen, ketika ditemui Kompas.com di ruang kerjanya di Kantor Wali Kota Tidore, Rabu (10/7/2019).
Baca: Memakai Kemeja Biru, Sandiaga Uno Turut Hadir di Tahlilan 40 Hari Meninggalnya Ani Yudhoyono
Baca: Cemburu, Pemuda di Banyuasin Ini Tega Membakar Pacarnya, Ini Akibatnya
Baca: Persebaya Surabaya BIkin Ketar-ketir PSS Sleman
Sinen mengatakan, perjalanan hidup Rafdi saat ini tidak jauh beda dengan apa yang ia alami sejak kecil.
“Mungkin karena saya sering cerita, tentang kerasnya kehidupan saya masa lalu sehingga Rafdi punya gaya hidup seperti saya. Dia mungkin termotivasi dengan apa yang saya lakukan dulu,” katanya.
Sinen bercerita, sejak kecil dirinya sudah berdagang bersama ibunya hingga ke Papua demi menopang kehidupannya bersama beberapa adik-adiknya.
Setelah menikah, Sinen pernah menjadi juragan kapal, motoris speed, hingga akhirnya terjun ke dunia politik yang memulai membesarkan namanya.
“Berangkat dari pengalaman hidup saya cerita ke mereka, setiap makan saya cerita hidup ini harus begini. Kakek kalian bukan pejabat tapi hanya nelayan biasa. Jadi ayah mau kalian seperti ayah,” ujarnya.
Ia juga sering menyampaikan kepada anak-anaknya bahwa hidup ini tidak boleh mengharap dari orang lain, tapi harus berjuang sendiri karena jabatan ini suatu saat akan hilang dan begitu hilang, anak-anaknya sudah siap dari sisi ekonomi.
Baca: Novel: Hasil Investigasi Jadi Pertaruhan TGPF dan Polri
Baca: KPK Dalami Aliran Dana Lintas Negara Lewat Mantan Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar
Sinen mengaku, sebenarnya tidak mau Rafdi menjadi seorang kuli bangunan.
Namun, apa boleh buat profesi itu adalah pilihannya dan tidak boleh dipaksa.
“Bahkan suatu saat saya pernah tawarkan mau carikan kerja, tapi dia sendiri sampaikan ke saya, 'biar Adi (Rafdi) cari jalan sendiri'. Dia bilang bahwa banyak orang yang mau honor, karena kalau saya mau honor pasti ayah akan memprioritaskan saya. Nanti orang akan bilang apa,” kata Sinen.
Sinen mengatakan, istrinya juga sempat protes karena Sinen mengizinkan anaknya untuk tetap menjadi kuli bangunan.