Beberapa hari melakukan pencarian dan analisis, jasad Thoriq juga belum ditemukan.
Hingga akhirnya operasi pencarian dihentikan setelah seminggu dilaksanakan.
Namun, tidak ingin menyerah sampai disitu, Tim Wanadri memutuskan untuk kembali melakukan pencarian.
Setelah mendapat izin dari pihak keluarga dan Kapolres setempat, Tim Wanadri akhirnya berangkat pada Kamis (4/7/2019) malam
Namun sehari sebelumnya mereka sempat melakukan survey dengan mencari batu atau tambatan yang bisa digunakan untuk menuruni tebing.
"Jadi kita pakai metode single road technic yang bisa dikenal orang istilah rapling atau turun tebing" katanya.
Baca: Mengapa Gunung Piramid Bondowoso Berisiko Bagi Pendaki? Ini Video Jalur Ekstrim yang Dilalui Thoriq
Saat tim mencoba turun di hari pertama operasional yakni Jumat (5/7/2019), tim kembali menyisir wilayah sebalah utara punggungan sesuai dengan keterangan saksi.
Sampai selesai menyisir wilayah utara pukul 14.40 WIB.
Setelah itu tim juga melakukan penyisiran ke wilayah selatan.
"Karena kami sedikit curiga dengan beberapa pohon yang ada diatas kami. Tempat angker kami ada beberapa pohon kering yang patah. Itu kami curigai sebagai jalur survivor Thoriq yang jatuh. Karena patahannya itu sedikit aneh seperti pegangan orang yang jatuh," katanya lagi.
Dari situ Eko lalu mencoba turun ke bawah.
Namun dari radius dari punggungan 40 meter Eko mulai mencium bau jenazah.
Semakin turun bau menyengat jenazah semakin tercium.
"Akhirnya saya turun lagi, turun lagi dan baunya semakin menyengat. Lalu saya melihat kebawah saya melihat kaki, saya turun lagi dan saya memastikan itu adalah survivor."