Laporan Wartawan Tribun Kaltim Nalendro Priambodo
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA – Basuki Tjahaja Purnama melakukan kunjungan ke provinsi Kalimantan Timur.
Ia pun menyempatkan diri bertemu dengan Walikota Samarinda, Syaharie Jaang.
Wacana pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan rupanya menjadi salah satu perbincangan Syaharie Jaang dan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Jaang meminta, BTP yang dikenal cukup akrab dengan Presiden Jokowi, mau menyampaikan keinginan warga Kaltim agar ibukota terpilih berada di Kaltim.
BTP dikenal sempat menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Jokowi yang pada akhirnya memutuskan maju di Pilpres 2014.
Pertemanan politik mereka diketahui berlanjut hingga hari ini.
Dari kedekatan inilah, Jaang berharap, BTP bisa menyampaikan harapan masyarakat Kaltim agar ditunjuk sebagai ibukota. Istilah yang ia sebut lobi informal.
Baca: Ahok dan Puput Nastiti Devi Ibadah Bersama, Sambutan Warga ke Istri BTP Jadi Sorotan
“Kalau lobi politik lewat DPR RI atau DPD, dan kita tahu ada kekuatan politik tertentu, mungkin susah sampai langsung ke beliua (presiden),” kata Jaang,saat pidato di acara dialog warga Dayak Kaltim bersama BTP di gedung pertemuan Hotel Mesra, Samarinda, Sabtu (13/7/2019).
Lewat momentum diskusi pertemuan BTP dengan warga Kaltim, Jaang berharap, BTP bisa sampaikan apa saja pengalaman dia di Kaltim pada orang nomor satu di republik ini.
Masyarakat adat Dayak, diklaim Jaang, mendukung Kaltim sebagai ibukota. Sebab, ini akan mendorong perbaikan infrastrukur, sumberdaya manusia dan sektor lainnya.
“Kami menaruh harapan besar, kalau suatu kesempatan di tanya presiden, harapan saya, Pak Basuki sampaikan, pengalaman ke Kaltim.
Tanpa mengurangi rasa hormat, saya dengan Datuk saya di Kalteng, sebaiknya, ibukota ada di Kaltim,” kata Jaang.
Permintaan serupa juga dilontarkan tokoh lainya, misalnya Firminus Kulum dari perwakilan Sub Etnis Bahau di Kaltim.
Baca: Kapolda Kaltim Kaget Tank Anoa Masuk Area Panggung Kehormatan, Kejutan Pangdam VI Mulawarman
“Mohon fasilitasi kami sampaikan aspirasi masyarakat Dayak, supaya ibu kota dipindah ke Kaltim,”katanya.
BTP mengklarifikasi, kehadirannya di Samarinda, tak ada sangkut pautnya dengan urusan wacana pemindahan ibukota negara yang kini sedang digodok.
BTP dan istri diketahui berada di Samarinda sejak dua hari terakhir. Ia menyebut, kehadirannya di sini, karena diundang menghadiri peresmian Gereja Reform di Samarinda.
Di Kota Tepian, ia mendapat sambutan hangat. Salah satunya, ketika ia diajak berkunjung ke Desa Budaya Pampang yang terkenal dengan nuansa budaya Dayak yang kental.
Di hari ke-dua atau terakhir di Samarinda, ia diminta menjadi pembicara dialog masyarakat adat Dayak Kaltim bertema kisi-kisi peran serta masyarakat Dayak secara aktif dalam pembangunan di Kaltim.
Acara yang digelar oleh Dewan Adat Dayak Kaltim dan Persekutuan Dayak Kaltim yang berlangsung di Hotel Mesra, Samarinda dihadiri ratusan orang.
Baca: Vlog BTP, Perlakuan Ahok saat Dihampiri Penjual Kerak Telor, Dulu Saya Diberangkatkan ke Maroko
“Saya datang bukan utusan pak Jokowi. Saya, tidak ada hubungannya dengan rencana ibukota baru,” kata BTP.
Ia mengajak hadirin yang hadir berdoa, agar Kaltim dipilih sebagai ibukota negara yang baru. Sebab, jika ibukota dipindah, sangat terbuka peluang pengembangan berbagai sektor, mulai dari pariwisata, infrastruktur, perumahan dan lainnya.
Contoh yang paling nyata, ketika 1,4 juta pegawai pusat dipindah ke ibu kotabaru, perputaran ekonomi dari konsumsi perumahan dan perbelanjaan bisa tumbuh dan daerah lain ikut kecipratan.
“Kalau saya disuruh milih provinsi mana yang cocok jadi ibukota baru, ya saya pilih Kaltim ya,” kata BTP
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Soal Pemindahan Ibukota Negara ke Kaltim, BTP Diminta Lobi Presiden Jokowi