Ini bukan cerita soal buah. Ini cerita tentang program yang dilaksanakan di SMP Negeri 5 Bogor untuk menjadikan sekolah itu sebagai Sekolah Sehat Berkarakter.
Markisa adalah akronim dari Mari Kita Sarapan dan Segar adalah akronim Senam Segar. Keduanya merupakan dua dari sepuluh program yang diterapkan di sekolah tersebut.
“Kesepuluh program yang kami laksanakan tidak saja hanya ditujukan untuk mewujudkan lingkungan fisik sekolah yang sehat dan bersih, melainkan menumbuhkan perilaku hidup bersih dan sehat pada seluruh warga sekolah ini,” kata Anik Sriwahyuni, Ketua Panitia Sekolah Berkarakter Tingkat Nasional.
Pada tahun ini (2019) SMP Negeri 5 Bogor terpilih untuk mewakili Provinsi Jawa Barat pada ajang Lomba Lingkungan Sekolah Sehat Berkarakter Tingkat Nasional Tahun 2019.
Pada tahun 2018, TK Akbar Kota Bogor berhasil meraih juara 1 Sekolah Sehat Tingkat Nasional. Tahun ini giliran SMPN 5 Bogor yang berjuang, setelah berhasil menjadi juara di tingkat Kota Bogor dan Tingkat Provinsi Jawa Barat.
Fsik lingkungan dalam gedung sekolah, tampak sudah siap untuk mengikuti lomba tersebut. Seluruh sudut tampak apik dan bersih. Deretan kelas, klinik kesehatan, masjid, kantin, toilet dan ruang-ruang kegiatan lainnya tampak bersih terawat dan tidak berbau. Bahkan lorong-lorong yang berada di belakang deretan kelas terlihat bersih dan nyaman. Jauh dari kesan kumuh.
Lapangan sekolah dikelilingi taman-taman dengan tanaman buah, bunga dan berbagai jenis tanaman obat. Sebuah kolam ikan yang telah menjadi sebuah ekosistem pengembangan hidroponik, dengan jembatan buatannya, menjadi daya pikat tersendiri. Di sekeliling halaman sekolah telah dibuat 10 sumur resapan dan 60 lubang biopori. Juga unit pengelolaan sampah untuk dijadikan kompos.
Sekolah ini yang sejak tahun 2016 telah menjadi sekolah adiwiyata nasional, memang telah menyuguhkan atmosfir positif untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar.
Apalagi seluruh warga di sekolah diwajibkan untuk mentaati aturan Kawasan Tanpa Rokok (KTR), sehingga para guru, petugas keamanan dan kebersihan termasuk para tamu tidak lagi diperbolehkan merokok di lingkungan sekolah.
Lingkungan di luar pagar sekolah dalam radius 500 meter, telah ditata untuk mendukung lingkungan sekolah yang bersih, aman, sehat dan nyaman.
Tidak ada pedagang berjualan di sekitar pagar sekolah. Parkir dan rambu keselamatan lalu lintas juga telah dipasang. Terwujudnya kondisi tersebut tidak lain berkat dukungan dan bantuan berbagai dinas dan badan di lingkungan Pemerintah Kota Bogor.
Termasuk LIPI dan juga PDAM Tirta Pakuan Bogor yang memberikan dua unit alat untuk menyediakan air yang dapat diminum langsung. Bahkan menurut Anik, warga perumahan sekitar sekolah pun ikut menjaga kebersihan jalan-jalan di sekeliling sekolah.
“Alhamdulillah semua turun tangan memberikan bantuan dalam berbagai bentuk,” ungkapnya.
Untuk menjadi sekolah sehat, tentu tidak cukup hanya dengan lingkungan yang bersih. Sebab yang terpenting adalah mendorong seluruh warga sekolah mampu berperilaku hidup bersih dan sehat. Untuk itulah selain Markisa dan Segar tadi, masih ada delapan program unggulan lainnya.
Masing-masing, SehaT SanTik = Setiap Hari Tanpa Sampah dan Plastik, Gemes = Gemar membersihkan Sekolah, Menuju Gemilang = Generasi Milenial Cemerlang, Gebu Sadasa = Gerakan Budaya Santun Dalam Berbahasa, Limit King Edwarku = Lima belas menit Kita Mendengarkan Edukasi dan Warta UKS, Cermin Sehatku = Cek Mandiri kesehatanku, Lolipop = Lorong Lima Populer dan Pointer = Pojok Inovasi Anak Pinter.
Pembiasaan menjadi kata kunci dari proses membentuk karakter. Maka tidak heran jika program-program tersebut dominan dengan usaha membiasakan perilahu hidup bersih dan sehat. Anik mencontohkan program Gemas. Pada program ini, para siswa dibiasakan untuk ikut membersihkan sekolah.
“Begitu mars UKS berkumandang, anak-anak dengan membawa kanebo atau sapu, mereka langsung sibuk bersih-bersih ruangan dan halaman,” jelasnya.
Pembiasaan sehat juga diterapkan dalam hal makan. Sarapan pagi dari rumah, disarankan yang mengandung gizi seimbang dan dilengkapi minum yang dibawa sendiri. Sedangkan di kantin sekolah, sebagai juara 1 kantin sekolah sehat se-Kota Bogor, disyaratkan para pedagang hanya menjual makanan sehat.
“Makanan yang dijual harus bebas 5P,” tambah Anik. Masing-masing adalah, pewarna, pemanis, pengawet, penyedap dan pengental atau pengenyal. Kedepan kantin yang didesain seperti kafe tersebut, akan diupayakan menjadi kantin halal.
Seluruh kegiatan yang terkait dengan pembiasaan perilaku kepada para siswa tersebut, dilakukan di luar jam belajar. Diantaranya seperti program Limit King Edwarku = Lima belas menit Kita Mendengarkan Edukasi dan Warta UKS, Program tersebut dijabarkan melalui kegiatan sosialisasi pengetahuan tentang kesehatan, pola hidup bersih dan sehat.
Dilaksanakan pagi hari setelah para siswa melakukan tadarus baca Al Quran.
Begitu pula dengan program Cermin Sehatku = Cek Mandiri Kesehatanku. Program ini dijabarkan dengan kegiatan setiap anak memeriksakan sendiri berat badan dan tinggi badan secara berkala di sebuah ruang yang telah disiapkan. Hal ini diperlukan antara lain untuk mencegah timbulnya kasus stunting atau obesitas pada anak-anak.
Hasilnya menjadi laporan monitoring tentang kondisi fisik masing-masing siswa. Untuk memonitor kondisi fisik dan kesehatan anak, ada buku khusus yang mencatat perkembangan fisik mereka. Juga telah dibuat sistem informasi data kesehatan anak yang disebut medisiswa yang tentunya dapat diakses para orangtua siswa.
Menurut Anik, apa yang telah dicapai melalui pengembangan program Sekolah Sehat Berkarakter secara keseluruhan, telah berimbas positif pada pencapaian prestasi akademik.
“Tahun ini kami menjadi rangking ke-6 di Jawa Barat dalam hasil UN,” katanya. Jelas pencapaian itu merupakan korelasi positif dari hasil pengembangan sekolah sehat berkarakter. Jadi Markisa Segar di SMPN 5 telah ikut menyegarkan prestasi para siswa siswinya. Selamat! (*)