TRIBUNNEWS.COM - Sejak tahun 2016, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sukoharjo menutup atau menggabungkan (regrouping) 18 Sekolah Dasar (SD) di seluruh Kabupaten Sukoharjo.
Penyebabnya, SD tersebut sedikit mendapat murid.
Jumlahnya kurang dari 10 murid, bahkan ada yang tidak mendapatkan satupun murid saat tahun ajaran baru.
• Beseteru dengan Lucinta Luna karena Dianggap Lagunya Hasil Jiplakan, Ruri Repvblik Angkat Bicara
Menurut Kasi SD Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukoharjo, Budiyati, banyak SD Negeri yang kalah bersaing dengan SD Swasta.
"Banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya ke sekolah swasta, sehingga sekolah negeri menjadi kekurangan murid," katanya saat berbincang dengan TribunSolo.com, Jumat (19/7/2019).
Menurutnya, saat ini sekolah swasta lebih diminati orang tua siswa, karena berbasis keagamaan, dan memiliki waktu didik yang lama.
"Jadi untuk orang tua yang dua-duanya bekerja, mending dititipkan di Sekolah, dari pada dititipkan pembantu," tandasnya.
Ditahun 2016, Disdik Kabupaten Sukoharjo menutup 9 SD melalui Surat Keputusan (SK) Bupati Sukoharjo nomor 421.2/114/TAHUN 2016.
Dua tahun kemudian, 9 SD kembali ditutup melalui SK Bupati Sukoharjo Nomor 421.2/777/ TAHUN 2018.
Sementara untuk tahun 2019 ini, proses regruping belum dilakukan Disdik, karena data siswa baru biasanya baru masuk dua bulan lagi.
"Proses penutupan SD ini melalui proses yang panjang, kami berkoordinasi dengan pihak Kelurahan, Kecamatan, dan Kormin."
"Sehingga rekomendasi yang kami berikan, bisa dikaji bersama-sama untuk menentukan SD tersebut ditutup atau tidak," lanjutnya.
• Ojek ASI Puskesmas Kebakkramat I Karanganyar Raih Penghargaan Top 99 Kemenpan RB
Dia menambahkan, khusunya untuk sekolah di pedalaman, tidak dilakukan regrouping, karena biasanya jarak antara SD yang satu dengan SD yang lain jauh.
"Regrouping ini juga melihat jarak dan letak geografis wilayah."